Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Selasa sore, menguat menjadi Rp8.675/8.680 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.755/8.791 per dolar AS atau naik 80 poin. "Penguatan rupiah diperkirakan akan masih berlanjut hingga menembus mencapai level Rp8.600 per dolar AS, " kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, arus modal asing yang masuk ke pasar domestik makin besar sehingga memicu rupiah untuk terus menguat hingga menembus level Rp8.700 per dolar AS. Rupiah semula diperkirakan tidak akan mudah menembus level Rp8.700 per dolar AS, karena Bank Indonesia (BI) akan menghambatnya dengan masuk ke pasar melepas dolarnya, katanya. Namun, lanjut Kostaman, besarnya dukungan arus modal asing itu mengakibatkan upaya BI untuk menahan gerakan menguat lebih besar rupiah sulit dibendung pada perdagangan sore dibanding pagi. Meski demikian BI akan tetap melakukan pengawasan terhadap pergerakan rupiah yang menguat, sehingga kenaikan mata uang lokal itu tidak terlalu cepat, katanya. Rupiah, lanjut Kostaman, sampai akhir pekan ini akan bisa mendekati level Rp8.600 per dolar AS apabila tidak ada hambatan, meski untuk menuju arah ke sana kemungkinan besar agak berat. Kenaikan rupiah itu karena berbagai faktor terus memicu, seperti pasar saham regional yang terus membaik dan investasi asing terhadap pasar uang dan saham yang terus meningkat, katanya. Rupiah juga akan mendapat dukungan Bank Sentral AS (The Fed) yang menurut rencana juga akan menurunkan bunganya pada tahun ini. Melambatnya ekonomi AS merupakan salah satu faktor yang mendorong bank sentral AS menurunkan suku bunganya yang saat ini mencapai 5,25 persen, katanya. Sementara itu, dolar AS terhadap euro dan yen cenderung bertahan, meski pelaku pasar ingin berspekulasi untuk melepas dolar AS, setelah data indikator ekonomi AS menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS cenderung melambat. Dolar AS terhadap yen mencapai 121,50 yang sempat mencapai 121,63, euro menjadi 1,3460. Otoritas moneter menyatakan, BI tidak pernah mengumumkan kisaran volatilitas sampai berapa persen, tetapi tetap menjaga nilai tukar agar tidak terlalu bergejolak, karena gejolak itu akan menimbulkan ketidakpastian.(*)