Ini cara TMMIN siasati kebutuhan produksi selama pabrik libur
14 Juni 2017 14:08 WIB
Seorang pekerja pabrik PT Toyota Motors Manufacturing Indonesia (TMMIN) memasang komponen lampu belakang unit mobil yang diproduksi di Pabrik TMMIN Karawang, Jawa Barat, Senin (12/6/2017). (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan manufaktur otomotif, PT Toyota Motors Manufactuing Indonesia (TMMIN), menyiasati kebutuhan produksi kendaraan roda empat yang harus mereka pasok selama libur lebaran dengan mencanangkan perencanaan matang semenjak beberapa bulan lalu.
Pasalnya, pabrik-pabrik TMMIN--termasuk tiga yang berada di Karawang--akan memasuki masa libur lebaran selama 22 Juni - 2 Juni 2017 menyambut datangnya Hari Raya idul Fitri 1438 Hijriyah.
"Pabrik itu kira-kira libur selama 10-11 hari. Jadi dari tanggal 22 Juni sampai 2 Juli, sekira 10-11 hari libur," kata Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono, saat ditemui ANTARA News di Pabrik TMMIN Karawang, Jawa Barat, Senin (12/6) lalu.
Meski mengalami masa libur yang cukup panjang, Warih memastikan pihaknya akan tetap bisa memenuhi kebutuhan permintaan pasokan mobil-mobil Toyota dari pabrik-pabrik tersebut, mengingat permintaan mobil di masa-masa menjelang lebaran juga identik dengan tren peningkatan.
"Lebaran malah naik permintaan mobilnya kan, kalau mobil terlambat nanti kita yang disalahkan kok tidak keluar-keluar," katanya.
Untuk menyiasati hal tersebut, perencanaan yang matang ditempuh demi memastikan kebutuhan pasokan tetap terpenuhi.
"Jadi tiga bulan sebelumnya sudah ada planning. Misalnya ini Juni, Apri-Mei-Juni itu biasanya sudah dibicarakan di Maret atau malah Februari," kata Warih.
"Jadi misalkan Juni butuh 20.000 unit, maka dengan libur lebaran tadi dia harus bisa diproduksi tanggal 1-21 Juni. Jadi untuk kebutuhan Juni itu harus bisa dipenuhi dengan ketersediaan hari kerja di masa 1-21 Juni itu," ujarnya menambahkan.
Subtitusi hari libur dan penambahan lembur menjadi salah satu langkah yang ditempuh oleh TMMIN guna memastikan ketersediaan pasokan mencukupi kebutuhan yang diminta baik oleh PT Toyota Astra Motor untuk distribusi di pasar domestik maupun unit-unit yang akan diekspor ke sejumlah negara tujuan.
Subtitusi hari libur dilakukan dengan patokan bahwa dalam satu tahun, TMMIN bisa mencapai standar 245 hari kerja dalam satu tahun tersebut.
"Intinya liburan besar itu kan libur lebaran sama libur akhir tahun. Jadi walaupun ada libur lebaran, libur akhir tahun ataupun libur hari-hari keagamaan lainnya, hari kerjanya tetap 245 hari," pungkasnya.
(Baca juga: Meski positif di awal tahun, TMMIN tetap targetkan pertumbuhan ekspor 10 persen)
Pasalnya, pabrik-pabrik TMMIN--termasuk tiga yang berada di Karawang--akan memasuki masa libur lebaran selama 22 Juni - 2 Juni 2017 menyambut datangnya Hari Raya idul Fitri 1438 Hijriyah.
"Pabrik itu kira-kira libur selama 10-11 hari. Jadi dari tanggal 22 Juni sampai 2 Juli, sekira 10-11 hari libur," kata Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono, saat ditemui ANTARA News di Pabrik TMMIN Karawang, Jawa Barat, Senin (12/6) lalu.
Meski mengalami masa libur yang cukup panjang, Warih memastikan pihaknya akan tetap bisa memenuhi kebutuhan permintaan pasokan mobil-mobil Toyota dari pabrik-pabrik tersebut, mengingat permintaan mobil di masa-masa menjelang lebaran juga identik dengan tren peningkatan.
"Lebaran malah naik permintaan mobilnya kan, kalau mobil terlambat nanti kita yang disalahkan kok tidak keluar-keluar," katanya.
Untuk menyiasati hal tersebut, perencanaan yang matang ditempuh demi memastikan kebutuhan pasokan tetap terpenuhi.
"Jadi tiga bulan sebelumnya sudah ada planning. Misalnya ini Juni, Apri-Mei-Juni itu biasanya sudah dibicarakan di Maret atau malah Februari," kata Warih.
"Jadi misalkan Juni butuh 20.000 unit, maka dengan libur lebaran tadi dia harus bisa diproduksi tanggal 1-21 Juni. Jadi untuk kebutuhan Juni itu harus bisa dipenuhi dengan ketersediaan hari kerja di masa 1-21 Juni itu," ujarnya menambahkan.
Subtitusi hari libur dan penambahan lembur menjadi salah satu langkah yang ditempuh oleh TMMIN guna memastikan ketersediaan pasokan mencukupi kebutuhan yang diminta baik oleh PT Toyota Astra Motor untuk distribusi di pasar domestik maupun unit-unit yang akan diekspor ke sejumlah negara tujuan.
Subtitusi hari libur dilakukan dengan patokan bahwa dalam satu tahun, TMMIN bisa mencapai standar 245 hari kerja dalam satu tahun tersebut.
"Intinya liburan besar itu kan libur lebaran sama libur akhir tahun. Jadi walaupun ada libur lebaran, libur akhir tahun ataupun libur hari-hari keagamaan lainnya, hari kerjanya tetap 245 hari," pungkasnya.
(Baca juga: Meski positif di awal tahun, TMMIN tetap targetkan pertumbuhan ekspor 10 persen)
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: