Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah cendekiawan Muslim dan budayawan Jumat malam berlatih macapatan, melantunkan tembang bermuatan pesan keagamaan dengan iringan gamelan, untuk berdakwah dengan pendekatan budaya di Rumah Budaya Nusantara, Puspo Budoyo, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, kata seorang wartawan senior Indonesia, Parni Hadi, di Jakarta, Minggu.
"Mereka meneladani cara dakwah Sunan Kalijaga, anggota Wali Songo, penyebar Islam abad ke 15 di Pulau Jawa. Diiringi irama merdu-mendayu, mereka bersimpuh, terhanyut, asyik-masyuk melantunkan kidung Sarira Ayu, mantera penolak bala karya Sunan Kalijaga, dipandu oleh seniwati dan seniman berpengalaman," kata Parni Hadi yang juga mantan Pemimpin Umum LKBN Antara itu.
Mereka yang tampak menikmati latihan itu termasuk Lily Wahid, adik Gus Dur (alm), Bambang Wiwoho, wartawan dan penulis beberapa buku keruhanian Islam, Luluk Sumiarso, pimpinan Puspo Budoyo, Rahmad Riyadi, penerbit buku dan guru, Puthut Budi Santoso, penata tari, dan Parni Hadi, wartawan dan ketua umum Paguyuban Pawitandirogo.
"Nung, nung, nang, nang, ndang, ndang, thung, gung," suara bonang, kendang, kempul dan gong. Sebelum latihan, mereka dijamu makan-minum gratis dan hiburan tarian. Siapa tertarik, boleh ikut, tak perlu takut. "Ndang gentak, tak gentak, thung, thung dhut". Gendang gendut, tali kecapi, kenyang perut, senanglah hati, tutur Parni Hadi menirukan suara gamelan.
Rumah Budaya Nusantara dilengkapi panggung terbuka untuk pentas seni budaya Nusantara bagi siapa saja, kata pendiri Dompet Duafa itu, seraya menambahkan, pusat budaya ini menaungi Nusantara Institute, semacam Goethe Institut, Jerman, dengan misi promosi budaya di manca negara.
(KR-LWA/B005)
`Macapatan`, dakwah dengan pendekatan budaya
12 Maret 2017 17:39 WIB
Tokoh pers Parni Hadi (keempat dari kanan) bersama peserta latihan macapatan. (istimewa)
Pewarta: Libertina Widyamurti Ambari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: