Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat terjadi gempa tektonik 6,5 Skala Richter di Laut Banda, Kepulauan Maluku dan tidak berpotensi tsunami.

"Patut disyukuri dengan kedalaman hiposenter di kedalaman menengah ini, hasil modelling tsunami menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan pusat gempa terletak pada 7,75 LS dan 128,01 BT, tepatnya di Laut Banda pada jarak 357 km arah barat laut kota Saumlaki dengan kedalaman 173 km.

Gempa, kata dia, terjadi pada pukul 07.17.17 WIB, Rabu. Hasil analisis info cepat lima menit pertama oleh BMKG menunjukkan gempa bumi berkekuatan 6,6 SR dan setelah dianalisis menjadi 6,5 SR.

Mochammad mengatakan peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan dampak gempa berupa guncangan dirasakan dalam wilayah luas seperti di Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kai Kecil, Pulau Damar, Pulau Moa, Pulau Timor, Pulau Wetar dan Pulau Alor pada skala intensitas II SIG-BMKG atau III MMI.

Menurut laporan, lanjut dia, guncangan gempa bumi dirasakan oleh banyak orang bahkan beberapa warga berlarian keluar rumah karena panik. Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai akibat dampak gempa bumi.

"Gempa Laut Banda ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempabumi menengah, sehingga wajar jika guncangannya dirasakan dalam wilayah yang luas," kata dia.

Gempa, kata dia, terjadi akibat aktivitas subduksi Banda dengan laju sekitar 20 mm/tahun ke arah barat laut di Cekungan Weber bagian selatan. Cekungan laut dalam di Banda ini populer disebut sebagai zona Deep Weber.

Pada Selasa (20/12), kata dia, di zona Deep Weber juga terjadi gempa bumi 5,2 SR dan dirasakan di Kepulauan Tanimbar dan Kepulaun Kai Kecil.