Pengamat: promosikan batik dengan cara unik
14 November 2016 23:23 WIB
Dokumentasi: Kunjungan Putri Kerajaan Thailand Putri Kerajaan Thailand, Yang Mulia Maha Cakri Sirindhorn (kanan) memotret proses pembuatan batik saat berkunjung di Keraton Yogyakarta, Kamis (10/11/2016). Selain berkunjung ke Keraton Yogyakarta Puteri Raja Thailan juga mengunjungi Candi Borobudur dan Candi Prambanan. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko) ()
Purwokerto (ANTARA News) - Pengamat budaya dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Bambang Widodo mendorong pemerintah daerah untuk mempromosikan batik khas Banyumas melalui cara yang unik.
"Cara yang unik sangat efektif dalam mempromosikan batik," kata Bambang Widodo di Purwokerto, Senin.
Dia menjelaskan, cara unik dimaksud, contohnya adalah membatik secara massal tetapi si pembatik mengenakan busana kebaya dengan rambut disanggul.
"Para pembatik ramai-ramai memakai busana kebaya, pakai kain, rambutnya disanggul," katanya.
Setelah itu, kata dia, hasil membatik secara massal tersebut dapat dipamerkan di alun-alun agar dapat dilihat oleh warga.
"Hasil membatik secara massal agar dipamerkan di alun-alun," katanya.
Dia berharap cara-cara yang unik akan dapat mempromosikan batik khas Banyumas tersebut.
Sementara itu, dia juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Banyumas yang telah mengadakan acara membatik secara massal pada kain sepanjang 60 meter.
Membatik secara massal tersebut melibatkan 30 siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Sokaraja dan 30 perajin di Kabupaten Banyumas.
Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.
Terkait acara tersebut, Bambang Widodo mengatakan even semacam itu perlu dilanjutkan di masa mendatang.
"Acaranya sudah bagus, namun di masa mendatang harus dibuat dan dikemas agar lebih unik lagi," katanya.
"Cara yang unik sangat efektif dalam mempromosikan batik," kata Bambang Widodo di Purwokerto, Senin.
Dia menjelaskan, cara unik dimaksud, contohnya adalah membatik secara massal tetapi si pembatik mengenakan busana kebaya dengan rambut disanggul.
"Para pembatik ramai-ramai memakai busana kebaya, pakai kain, rambutnya disanggul," katanya.
Setelah itu, kata dia, hasil membatik secara massal tersebut dapat dipamerkan di alun-alun agar dapat dilihat oleh warga.
"Hasil membatik secara massal agar dipamerkan di alun-alun," katanya.
Dia berharap cara-cara yang unik akan dapat mempromosikan batik khas Banyumas tersebut.
Sementara itu, dia juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Banyumas yang telah mengadakan acara membatik secara massal pada kain sepanjang 60 meter.
Membatik secara massal tersebut melibatkan 30 siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Sokaraja dan 30 perajin di Kabupaten Banyumas.
Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.
Terkait acara tersebut, Bambang Widodo mengatakan even semacam itu perlu dilanjutkan di masa mendatang.
"Acaranya sudah bagus, namun di masa mendatang harus dibuat dan dikemas agar lebih unik lagi," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: