Kisah Floice menangi lomba paduan suara internasional
28 Oktober 2016 22:57 WIB
Tim Floice Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) saat mengikuti lomba Paduan Suara bertajuk "The 1st Lanna Choir Competition" yang berlangsung pada 19 Oktober hingga 23 Oktober di Chiang May, Thailand. (HO/ Floice)
Jakarta (ANTARA News) - Tim Floice Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) berhasil menjuarai lomba Paduan Suara bertajuk "The 1st Lanna Choir Competition" yang berlangsung pada 19 Oktober hingga 23 Oktober di Chiang May, Thailand.
Berhasil menyandang gelar sebagai juara umum, menurut ketua paduan suara Floice, Christine Eka W. H., merupakan buah dari usaha kerja keras para anggota Floice dalam mengikuti kompetisi tersebut.
"Ini baru pertama kalinya kami ikut lomba internasional. Awalnya, teman-teman Floice ingin merasakan kompetisi di luar negeri, akhirnya setahun lalu membulatkan niat ikut kompetisi ini," ujar dia saat dihubungi ANTARA News melalui pesan instan, Jumat.
"Senang pastinya bangga usaha delapan bulan lebih membawakan hasil yang benar-benar memuaskan. Dan, sampai sekarang pun kita masih belum percaya kalo kita pemenang grand champion," sambung dia.
Christine mengaku biaya merupakan kendala terbesar dalam mengikuti kompetisi tersebut. Dia mengungkapkan para anggota Floice rela berjualan kue, menjual barang pribadi, mengamen, bahkan sebagian rela kerja sambil kuliah untuk menutupi biaya keberangkatan ke Thailand.
"Milih ikut kompetisi ini berat. Jujur kami pun selama ini hanya ikut kompetisi nasional dan kendala terbesar buat kami pastinya biaya," ujar Christine.
"Tapi puji Tuhan dapat bantuan dari Fakultas dan staf dan dosen FTP. Setidaknya mengurangi biaya kami," lanjut dia.
Christine juga mengaku minder saat timnya harus melawan tim paduan suara yang sering menyabet piala juara seperti Novo Concertante Manila dari Filipina.
"Jujur dari awal kompetisi kami merasa minder karena banyak paduan suara yang hebat dan juara berkali-kali ikut dalam kompetisi tersebut, tapi kami berusaha yang terbaik kami jauh-jauh dari Indonesia cuma pengen memberikan yang terbaik dari usaha kami," kata dia.
Dalam kompetisi tersebut Floice membawakan sembilan lagu, yaitu Bungong Jeumpa, Kalejs Kala Debesis, Hodie Natus Est, Cantate Domino, Tardingdangdo, Marencong Rencong, Luk Luk Lumbu, Janger dan Yamko Rambe Yamko.
Floice berhasil menjadi satu satunya wakil Indonesia yang masuk ke babak grand prix bersama tim dari Filipina, Malaysia, Srilanka dan Thailand.
Di babak grand prix Floice membawakan lagu-lagu daerah khas Indonesia. Penampilan Floice diawali dengan "Janger" lagu Bali yang diaransemen ulang Agustinus Bambang Jusana dan Avip Priatna, dan ditutup dengan "Yamko Rambe Yamko" lagu Papua pengaransemen Agustinus Bambang Jusana.
The 1st Lanna Choir Competition merupakan lomba paduan suara tingkat dunia yang diikuti oleh Kroasia, Filipina, China, Malaysia, Thailand, Srilanka dan Indonesia.
Terdapat beberapa kategori yang dilombakan yaitu Kategori A dengan level kesulitan I, Kategori B dengan level kesulitan II, Kategori G untuk paduan suara anak anak dan remaja, Kategori F untuk folklore serta Kategori GS untuk paduan suara Gereja/religi.
Sebagai juara umum Floice membawa pulang piala dan uang tunai senilai 1.500 euro.
"Setelah ini masih belum tahu ikut kompetisi apa lagi, masih mau dicari dulu kompetisinya," ujar Christine.
Berhasil menyandang gelar sebagai juara umum, menurut ketua paduan suara Floice, Christine Eka W. H., merupakan buah dari usaha kerja keras para anggota Floice dalam mengikuti kompetisi tersebut.
"Ini baru pertama kalinya kami ikut lomba internasional. Awalnya, teman-teman Floice ingin merasakan kompetisi di luar negeri, akhirnya setahun lalu membulatkan niat ikut kompetisi ini," ujar dia saat dihubungi ANTARA News melalui pesan instan, Jumat.
"Senang pastinya bangga usaha delapan bulan lebih membawakan hasil yang benar-benar memuaskan. Dan, sampai sekarang pun kita masih belum percaya kalo kita pemenang grand champion," sambung dia.
Christine mengaku biaya merupakan kendala terbesar dalam mengikuti kompetisi tersebut. Dia mengungkapkan para anggota Floice rela berjualan kue, menjual barang pribadi, mengamen, bahkan sebagian rela kerja sambil kuliah untuk menutupi biaya keberangkatan ke Thailand.
"Milih ikut kompetisi ini berat. Jujur kami pun selama ini hanya ikut kompetisi nasional dan kendala terbesar buat kami pastinya biaya," ujar Christine.
"Tapi puji Tuhan dapat bantuan dari Fakultas dan staf dan dosen FTP. Setidaknya mengurangi biaya kami," lanjut dia.
Christine juga mengaku minder saat timnya harus melawan tim paduan suara yang sering menyabet piala juara seperti Novo Concertante Manila dari Filipina.
"Jujur dari awal kompetisi kami merasa minder karena banyak paduan suara yang hebat dan juara berkali-kali ikut dalam kompetisi tersebut, tapi kami berusaha yang terbaik kami jauh-jauh dari Indonesia cuma pengen memberikan yang terbaik dari usaha kami," kata dia.
Dalam kompetisi tersebut Floice membawakan sembilan lagu, yaitu Bungong Jeumpa, Kalejs Kala Debesis, Hodie Natus Est, Cantate Domino, Tardingdangdo, Marencong Rencong, Luk Luk Lumbu, Janger dan Yamko Rambe Yamko.
Floice berhasil menjadi satu satunya wakil Indonesia yang masuk ke babak grand prix bersama tim dari Filipina, Malaysia, Srilanka dan Thailand.
Di babak grand prix Floice membawakan lagu-lagu daerah khas Indonesia. Penampilan Floice diawali dengan "Janger" lagu Bali yang diaransemen ulang Agustinus Bambang Jusana dan Avip Priatna, dan ditutup dengan "Yamko Rambe Yamko" lagu Papua pengaransemen Agustinus Bambang Jusana.
The 1st Lanna Choir Competition merupakan lomba paduan suara tingkat dunia yang diikuti oleh Kroasia, Filipina, China, Malaysia, Thailand, Srilanka dan Indonesia.
Terdapat beberapa kategori yang dilombakan yaitu Kategori A dengan level kesulitan I, Kategori B dengan level kesulitan II, Kategori G untuk paduan suara anak anak dan remaja, Kategori F untuk folklore serta Kategori GS untuk paduan suara Gereja/religi.
Sebagai juara umum Floice membawa pulang piala dan uang tunai senilai 1.500 euro.
"Setelah ini masih belum tahu ikut kompetisi apa lagi, masih mau dicari dulu kompetisinya," ujar Christine.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: