Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membukukan laba bersih sebesar Rp18,623 triliun pada kuartal III 2016 atau naik tipis sebesar 1,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp18,285 triliun.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa kinerja laba perseroan diantaranya didorong oleh pendapatan bunga bersih atau "net interest income" (NII) yang tumbuh 16,8 persen menjadi Rp48,579 triliun.

"Selain itu didorong juga oleh fee based income yang mencapai Rp6,6 trilun atau tumbuh sebesar 25,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," paparnya.

Ia mengemukakan bahwa pertumbuhan pendapatan bunga bersih itu tidak lepas dari kenaikan penyaluran kredit yang meningkat sebesar 16,3 persen menjadi Rp603,5 triliun, atau di atas rata-rata pertumbuhan industri sebesar 6,8 persen.

"Untuk kredit mikro yang selama ini menjadi core bussiness BRI, tercatat masih menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit," katanya.

Ia menyampaikan kredit mikro BRI pada kuartal III 2016 tumbuh sebesar 20,3 persen menjadi Rp204,8 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp170,2 triliun. Pertumbuhan itu seiring dengan jumlah nasabah yang juga tumbuh secara signifikan, yakni dari 7,6 juta nasabah menjadi 8,6 juta nasabah.

Ia menambahkan bahwa jika dijumlahkan dengan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maka kredit yang disalurkan mencapai Rp435,2 triliun atau tumbuh sebesar 14,8 persen secara tahunan, dengan komposisi penyaluran kredit ke segmen itu sebesar 72,1 persen dari seluruh penyaluran kredit.

"Pertumbuhan kredit itu diimbangi dengan posisi neraca yang solid, dimana rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) sebesar 90,7 persen pada akhir September 2016," katanya.

Terkait kualitas kredit, Asmawi Syam mengatakan bahwa pertumbuhan kredit sepanjang kuartal III 2016 itu diimbangi dengan rasio lredit bermasalah (NPL) yang dijaga dengan baik, yakni sebesar 0,6 persen dan NPL gross sebesar 2,2 persen.

Dari sisi pendanaan, Asmawi Syam memaparkan bahwa hingga akhir September 2016, DPK BRI tumbuh sebesar 8,8 persen menjadi Rp665,5 triliun atau di atas rata-rata industri sebesar 5,6 persen per Agustus 2016.

Adapun dari total DPK yang berhasil dihimpun, sebanyak 57,6 persen dalam bentuk "curent account saving account (CASA) atau dana murah seperti giro dan tabungan yang tumbuh sebesar 11,7 persen atau menjadi Rp383,4 triliun.