Surabaya (ANTARA News) - Peristiwa kekerasan di lingkungan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang terakhir menewaskan praja Cliff Muntu, ternyata juga menjadi perhatian penata artistik, Jay Subyakto. Saat tampil pada diskusi di balik pembuatan iklan "Rumahku Indonesiaku" di kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Kamis, Jay berharap, agar mahasiswa ITS tidak meniru perilaku anak-anak di IPDN yang mencetak pegawai pemerintah itu. "Mudah-mudahan di ITS tidak seperti IPDN. Kalau sistem pendidikan dengan kekerasan seperti itu tidak diperbaiki, maka generasi kita akan bodoh semua," kata pria berambut panjang kelahiran Ankara, Turki, pada 1960 itu. Sutradara video musik dan berbagai konser musik yang kini juga menekuni fotografi itu mengemukakan, dirinya bangga bisa tampil di kampus terkenal di Indonesia Timur itu. Saat berbicara mengenai proses pembuatan iklan untuk menyambut Kemerdekaan RI itu, Jay juga mengemukakan keprihatinannya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di negeri ini. Menurut dia, lewat iklan tersebut dirinya menampilkan sisa-sisa keindahan Indonesia yang telah dicabik-cabik, seperti gunung di Papua yang "dipotong" oleh PT Freeport dan lainnya. Tampil dalam kegiatan itu, tim kreatif "Rumahku Indonesiaku", Hakim Lubis dan Jimmy Saputera serta model iklan, Lili. Sebelum diskusi juga ditampilkan kembali iklan itu bersama dengan iklan "Cahaya Asa" yang dibuat perusahaan rokok. (*)