BRG utamakan retorasi lahan terbakar 2015
9 Agustus 2016 18:38 WIB
Dokumen foto petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir memadamkan kebakaran lahan gambut di kawasan Sei Rambutan, Ogan Ilir, Indralaya, Sumatera Selatan, Kamis (17/9/2015). (ANTARA/Nova Wahyudi)
Palembang (ANTARA News) - Deputi Perencanaan dan Kerja Sama Badan Retorasi Gambut (BRG) Budi S. Wardhana mengatakan bahwa akan mengutamakan pemulihan lahan yang terbakar pada 2015 karena berpotensi kembali terbakar saat musim kemarau.
Selama ini memang banyak lahan gambut yang mengalami kerusakan, namun yang diutamakan restorasinya di lahan yang tahun lalu terbakar, katanya saat sosialiasi retorasi gambut di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa.
Dia mengatakan, baik lahan gambut yang diusahakan atau tidak, bila sudah terbakar akan diretorasi.
Pemulihan lahan yang sudah terbakar, menurut dia, cukup penting karena berdasarkan pengalaman bila musim panas ditambah titik api banyak bisa terulang kembali.
Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta BRG selama lima tahun harus merestorasi lahan seluas dua juta hektare.
Namun, menurut dia, untuk tahap pertama ini akan diutamakan terlebih dahulu lahan gambut yang sudah tebakar.
Sementara itu Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri, mengatakan bahwa perlunya pembentukan desa peduli gambut, selain restorasi dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Masyarakat desa yang memiliki lahan gambut, dikemukakannya, harus berpartisipasi dan memiliki tanggung jawab moral untuk mencegah supaya arealnya tidak terbakar.
Adapun Sekretaris BRG, Hartono Prawiraatmadja, mengungkapkan untuk tahap pertama akan direstorasi lahan gambut seluas 600 hektare yang tersebar di sejumlah tempat, seperti Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan.
Retorasi gambut, dinyatakannya, juga sebagai upaya pencegahan dini supaya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan, seperti tahun sebelumnya.
Dalam acara sosialisasi BRG itu juga ditandatangi nota kesepahaman Kerja Sama Retorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan antara tim Retorasi Gambut Sumatera Selatan dan Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya.
Selama ini memang banyak lahan gambut yang mengalami kerusakan, namun yang diutamakan restorasinya di lahan yang tahun lalu terbakar, katanya saat sosialiasi retorasi gambut di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa.
Dia mengatakan, baik lahan gambut yang diusahakan atau tidak, bila sudah terbakar akan diretorasi.
Pemulihan lahan yang sudah terbakar, menurut dia, cukup penting karena berdasarkan pengalaman bila musim panas ditambah titik api banyak bisa terulang kembali.
Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta BRG selama lima tahun harus merestorasi lahan seluas dua juta hektare.
Namun, menurut dia, untuk tahap pertama ini akan diutamakan terlebih dahulu lahan gambut yang sudah tebakar.
Sementara itu Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri, mengatakan bahwa perlunya pembentukan desa peduli gambut, selain restorasi dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Masyarakat desa yang memiliki lahan gambut, dikemukakannya, harus berpartisipasi dan memiliki tanggung jawab moral untuk mencegah supaya arealnya tidak terbakar.
Adapun Sekretaris BRG, Hartono Prawiraatmadja, mengungkapkan untuk tahap pertama akan direstorasi lahan gambut seluas 600 hektare yang tersebar di sejumlah tempat, seperti Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan.
Retorasi gambut, dinyatakannya, juga sebagai upaya pencegahan dini supaya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan, seperti tahun sebelumnya.
Dalam acara sosialisasi BRG itu juga ditandatangi nota kesepahaman Kerja Sama Retorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan antara tim Retorasi Gambut Sumatera Selatan dan Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya.
Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016
Tags: