Pemprov Kalsel segera bentuk tim restorasi gambut
13 April 2016 21:08 WIB
Ilustrasi. Kebakaran Lahan Gambut Di Pekanbaru. Petugas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru berusaha memadamkan bara api ketika terjadi kebakaran di lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Minggu (13/3/16). Untuk mencegah meluasnya kebakaran lahan dan hutan yang mengakibatkan kabut asap, Satgas Karlahut Propinsi Riau terus melakukan pemadaman baik darat maupun udara dan berpatroli di kawasan-kawasan yang kerap terjadi kebakaran lahan dan hutan. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Banjarmasin (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan segera membentuk tim restorasi gambut untuk mengantisipasi kebakaran di lahan gambut dan lahan rawa.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Arsyadi pada loka karya tentang restorasi gambut di Banjarmasin, Rabu mengatakan, tim yang akan segera dibentuk dari beberapa dinas dan instansi terkait tersebut, bertugas menangani berbagai persoalan dan penanganan masalah gambut.
"Tim juga akan melakukan pendataan dan pemetaan daerah-daerah yang harus segera dilakukan restorasi atau pemulihan kembali lahan gambut, yang kini mengalami kerusakan atau kekeringan," katanya.
Tentang pendanaan, tambah Arsyadi, karena ini merupakan tim yang baru akan dibentuk, maka biaya bisa diambil dari masing-masing dinas terkait, terutama dana yang dicadangkan untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Hal tersebut, kata dia, juga seperti yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) yang juga mendapatkan pendanaan dari masing-masing kementerian terkait.
"Saya sudah mempertanyakan persoalan tersebut dengan kepala BRG, dan mereka melakukan hal yang sama, seperti apa yang kita rencanakan," katanya.
Terbentuknya tim restorasi tersebut, kata Arsyadi, pemerintah tidak lagi hanya melakukan upaya pemadaman api saat telah terjadi kebakaran, sebagaimana yang selama ini dilakukan, tetapi juga melakukan pencegahan, sehingga kebakaran tidak terjadi.
"Dulu kita hanya memadamkan api, tetapi dengan restorasi ini, kita melakukan kegiatan pencegahan kebakaran lahan, dan ini jauh lebih baik," katanya.
Kepala Balai Rawa Binsar Parlinggoman Simatupangkalit mengatakan, restorasi akan diutamakan di lahan-lahan yang terbakar, pada tahun sebelumnya, dan dilahan gambut yang telah mengami kekeringan.
Menurut Binsar, secara nasional lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta hektare, dan 9 juta hektare diantaranya dalam kondisi tidak baik.
Khusus Kalsel, kata dia, total lahan rawa sebanyak 1,1 juta hektare, walaupun sebagian rusak, namun tidak sampai terdegradasi.
"Beberapa daerah yang memiliki hamparan rawa cukup luas, yaitu Kabuaten Hulu Sungi Utara, Hulu Sungai Selatan khususnya di daerah Negara, dan Kabupaten Barito Kuala, di mana hampir 90 persen wilayahnya adalah rawa.
Menurut Binsar, beberapa hal yang akan dilakukan untuk restorasi gambut antara lain, adalah membangun regulator air untuk kanal-kanal yang telah dibangun.
"Memang ada sedikit kesalahan pembangunan kanal, yang seharusnya melebar, tetapi dilakukan ke bawah atau dalam," katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Arsyadi pada loka karya tentang restorasi gambut di Banjarmasin, Rabu mengatakan, tim yang akan segera dibentuk dari beberapa dinas dan instansi terkait tersebut, bertugas menangani berbagai persoalan dan penanganan masalah gambut.
"Tim juga akan melakukan pendataan dan pemetaan daerah-daerah yang harus segera dilakukan restorasi atau pemulihan kembali lahan gambut, yang kini mengalami kerusakan atau kekeringan," katanya.
Tentang pendanaan, tambah Arsyadi, karena ini merupakan tim yang baru akan dibentuk, maka biaya bisa diambil dari masing-masing dinas terkait, terutama dana yang dicadangkan untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Hal tersebut, kata dia, juga seperti yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) yang juga mendapatkan pendanaan dari masing-masing kementerian terkait.
"Saya sudah mempertanyakan persoalan tersebut dengan kepala BRG, dan mereka melakukan hal yang sama, seperti apa yang kita rencanakan," katanya.
Terbentuknya tim restorasi tersebut, kata Arsyadi, pemerintah tidak lagi hanya melakukan upaya pemadaman api saat telah terjadi kebakaran, sebagaimana yang selama ini dilakukan, tetapi juga melakukan pencegahan, sehingga kebakaran tidak terjadi.
"Dulu kita hanya memadamkan api, tetapi dengan restorasi ini, kita melakukan kegiatan pencegahan kebakaran lahan, dan ini jauh lebih baik," katanya.
Kepala Balai Rawa Binsar Parlinggoman Simatupangkalit mengatakan, restorasi akan diutamakan di lahan-lahan yang terbakar, pada tahun sebelumnya, dan dilahan gambut yang telah mengami kekeringan.
Menurut Binsar, secara nasional lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta hektare, dan 9 juta hektare diantaranya dalam kondisi tidak baik.
Khusus Kalsel, kata dia, total lahan rawa sebanyak 1,1 juta hektare, walaupun sebagian rusak, namun tidak sampai terdegradasi.
"Beberapa daerah yang memiliki hamparan rawa cukup luas, yaitu Kabuaten Hulu Sungi Utara, Hulu Sungai Selatan khususnya di daerah Negara, dan Kabupaten Barito Kuala, di mana hampir 90 persen wilayahnya adalah rawa.
Menurut Binsar, beberapa hal yang akan dilakukan untuk restorasi gambut antara lain, adalah membangun regulator air untuk kanal-kanal yang telah dibangun.
"Memang ada sedikit kesalahan pembangunan kanal, yang seharusnya melebar, tetapi dilakukan ke bawah atau dalam," katanya.
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: