Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengalami kerugian Rp23,8 miliar karena kerusakan infrastruktur dan gangguan operasional akibat banjir yang melanda Ibukota awal Februari 2007. Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) I dan Divisi Jabodetabek, Akhmad Sujadi, di Jakarta, Jumat, mengatakan, kerusakan infrastruktur terutama terjadi pada jalur kereta api, seperti rel dan jembatan. Kerusakan itu, menurut dia, disebabkan genangan air yang bisa lebih dari satu meter di beberapa titik. Dia mencontohkan, kerusakan terparah diantaranya terjadi di jembatan 125 yang terletak di jalur antara Serpong dan Cisauk. Akhmad mengatakan, penurunan kualitas konstruksi mengakibatkan jembatan tersebut tidak bisa menahan beban yang terlalu berat. Selain itu, Akhmad mengatakan kerusakan parah akibat banjir juga terjadi di kilometer 22 jalur Cakung-Bekasi. Di lokasi itu, menurut dia, sempat terjadi longsor sepanjang 150 meter dengan kedalaman sampai delapan meter. Kemudian, kerusakan lintasan akibat genangan air juga terjadi di sekitar Kampung Bandan karena ketinggian lintasan kereta api di kawasan itu lebih rendah dari pada tanah dan pemukiman warga di kedua sisi lintasan. Selain itu, perhitungan kerugian juga dilihat dari rusaknya sejumlah peralatan perkeretaapian. Akhmad mengatakan, genangan air di sejumlah lintasan dan stasiun kereta api mengakibatkan sejumlah peralatan elektronik tidak bisa berfungsi maksimal. "Sistem sinyal juga terganggu," katanya. Menurut dia, kerusakan peralatan paling banyak terjadi di Depo (bengkel) kereta api Bukit Duri. Hal itu disebabkan ketinggian genangan air pada saat banjir terjadi mencapai tiga meter. Selain kerusakan infrasruktur, banjir di Ibukota juga mengakibatkan lalulintas kereta api terganggu yang berdampak pada kekacauan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta.(*)