Kupang (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya meminta petani lahan basah dan kering tidak cemas berlebihan dan panik dengan penyimpangan iklim serta cuaca saat ini sehingga lupa melakukan tindakan pencegahan dan antisipasi sebagai solusinya.

"Fenomena alam seperti itu bukanlah hal baru bagi Nusa Tenggara Timur terutama kabupaten-kabupaten yang dari segi letak dan karakteristuk alamnya memang kurang menunjang untuk menyimpan air hujan sehingga tidak perlu panik atau saling menyalahkan," katanya di Kupang, Sabtu.

Gubernur Lebu Raya mengatakan hal itu menanggapi musim hujan saat ini yang sulit diprediksi karena selain hujan yang sifatnya sporadis, belakangan ini justru terjadi panas berkepanjangan dimusim hujan karena berbagai macam faktor penyebab.

Ia mengatakan, hasil perkiraan BMKG setempat menyebutkan saat ini musim hujan, tetapi El Nino kuat dan terjadi penyimpangan angin. Dan kondisi ini bisa berlangsung hingga Februari mendatang.

Lihat saja, sejumlah wilayah di provinsi berbasis Kepulauan Nusa Tenggara Timur sudah memasuki musim hujan, namun intensitas hujan sangat minim. Bahkan udara di Kupang dan beberapa wilayah lain di NTT, masih terasa seperti di musim kemarau.

"Kota Kupang dan sekitarnya misalnya, telah masuk dalam musim hujan, tetapi karena pengaruh El Nino kuat mengakibatkan Kupang tetap saja bercuaca panas," katanya.

Dia menambahkan, rata-rata semua daerah di Indonesia terkena dampak El Nino, walaupun efeknya berbeda-beda yang dipengaruhi dengan cuaca lokal.

Jika terjadi demikian (ekstrem) masyarakat terutama petani, nelayan dan lainnya diimbau untuk tidak panik, tetapi siap siaga menghadapi keadaan itu dengan berbgai program yang sedang dijalankan untuk mencegah dan mengatasi kalau terjadi kekurangan air, kekurangan pangan dan masalah penyakit lainnya.

Di bidang penyediaan air, katanya, telah ada program dan upaya bantuan air bersih untuk warga yang sudah terkategori darurat soal air berih akan dibantu seperti di Desa Iligai Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka.

Jadi, kata dia, kalau dibilang ada gizi buruk dan penyakit menular lainnya mulai menyerang warga terutama bayi dibawah lima tahun di daerah-daerah di Nusa Tenggara Timur yang dilanda bencana kekeringan akibat kemarau dan El Nino perlu diidentifikai dengan baik dan benar, sehingga tidak salah menafsir karena dalam keadaan panik.