Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengupayakan sumur bor sebagai salah satu langkah persiapan mengatasi kekeringan pada musim kemarau.

"Sekarang kami masih fokus pada pengajuan sumur bor ke BNPB sebagai antisipasi kekeringan panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Kamis.

Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten di NTT yang selalu mengalami kekeringan setiap tahun.

Baca juga: BPBD NTT imbau masyarakat waspada dampak kekeringan

Upaya yang selalu dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sabu Raijua pada tahun-tahun sebelumnya adalah pendistribusian air bersih menggunakan tangki miliki BPBD maupun mitra.

Namun, pada tahun 2024, BPBD mengajukan permohonan pengadaan sumur bor agar pendistribusian air bersih dapat lebih optimal.

"Kami sedang melengkapi administrasi surat keputusan siaga darurat kekeringan, surat pernyataan kekeringan, dan beberapa berkas lain untuk mendukung pengusulan permohonan bantuan sumur bor itu," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Manggarai NTT antisipasi potensi bencana dampak El Nino

Menurut dia, dari 63 desa/kelurahan, sebanyak 61 desa/kelurahan di antaranya mengalami kekeringan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi cuaca bahwa sebagian wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.

Pada musim kemarau ini, BMKG menyebut aktifnya monsoon timur yang mengakibatkan peningkatan kecepatan angin.

Baca juga: BMKG ingatkan empat daerah di NTT waspada kekeringan meteorologis

Lahan pun bersifat kering sehingga perlu diwaspadai dengan melakukan berbagai langkah antisipasi.

"Kami masih lakukan monitoring di Raijua, nanti minggu depan kami keluarkan imbauan antisipasi hadapi kekeringan," ucapnya.

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024