Warga Mataram diimbau kurangi aktivitas di luar rumah
5 November 2015 14:46 WIB
Gunung Barujari Meletus. Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Minggu (25/10). Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru yang berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran 170m x 200 meter pada ketinggian 2296 - 2376 mdpl pada Minggu pukul 10.45 WITA mengeluarkan letusan abu vulkanik. (ANTARA FOTO/Lalu Edi)
Mataram (ANTARA News)- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah guna menghindari risiko dari abu vulkanik akibat letusan Gunung Barujari atau anak Gunung Rinjani.
"Jika tidak ada kepentingan yang mendesak, masyarakat sebaiknya berada di dalam rumah agar terhindar dari resiko erupsi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Kamis.
Akan tetapi jika masyarakat terpaksa harus beraktivitas di luar rumah maka diimbau menggunakan masker dan kaca mata.
Usman mengatakan abu vulkanik sangat berbahaya bagi kesehatan terutama penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sakit tenggorokan dan iritasi mata.
Karena itu, jika masyarakat tidak mendapatkan masker gratis yang dibagikan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram maka diimbau membeli sendiri di apotek, toko obat, minimarket dan supermarket.
"Harga masker ini memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan manfaatnya untuk kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, 11 puskesmas di Kota Mataram sudah menyiapkan berbagai jenis obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat.
"Jadi kalau ada masyarakat kota terindikasi terkena ISPA, silahkan datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan pengobatan gratis. Untuk obat tidak ada masalah," katanya.
Bahkan sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap bahaya abu vulkanik, Dinas Kesehatan akan membagikan sekitar 1.500 masker atau sekitar 25 kotak masker kepada masyarakat.
"Tetapi sistemnya masih kita koordinasikan dengan BPBD, apakah pembagian itu dilakukan melalui BPBD ataukah Dinkes akan turun sendiri," katanya.
"Jika tidak ada kepentingan yang mendesak, masyarakat sebaiknya berada di dalam rumah agar terhindar dari resiko erupsi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Kamis.
Akan tetapi jika masyarakat terpaksa harus beraktivitas di luar rumah maka diimbau menggunakan masker dan kaca mata.
Usman mengatakan abu vulkanik sangat berbahaya bagi kesehatan terutama penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sakit tenggorokan dan iritasi mata.
Karena itu, jika masyarakat tidak mendapatkan masker gratis yang dibagikan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram maka diimbau membeli sendiri di apotek, toko obat, minimarket dan supermarket.
"Harga masker ini memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan manfaatnya untuk kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, 11 puskesmas di Kota Mataram sudah menyiapkan berbagai jenis obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat.
"Jadi kalau ada masyarakat kota terindikasi terkena ISPA, silahkan datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan pengobatan gratis. Untuk obat tidak ada masalah," katanya.
Bahkan sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap bahaya abu vulkanik, Dinas Kesehatan akan membagikan sekitar 1.500 masker atau sekitar 25 kotak masker kepada masyarakat.
"Tetapi sistemnya masih kita koordinasikan dengan BPBD, apakah pembagian itu dilakukan melalui BPBD ataukah Dinkes akan turun sendiri," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: