Palu (ANTARA News) - Sebanyak 21 peserta international yacht rally bernama Back to Down Under Rally dijadwalkan akan meramaikan Sail Tomini 2015 di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, 19 September 2015 mendatang.

"Mereka kini sudah memasuki wilayah Indonesia melalui Tarakan, Kalimantan Utara, dan sedang berlayar menuju perairan Sulawesi Tengah," kata Raymond Lesmana, salah seorang our operator Back to Down Under Rally tersebut saat dihubungi Antara Palu, Senin.

Menurut Raymond, titik singgah pertama di Sulawesi Tengah oleh para peserta reli internasional kapal layar ini adalah Tolitoli. Diperkirakan mereka akan masuk Kota Tolitoli pada 26 Agustus 2015, ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa peserta reli masuk Indonesia dari Tawao, lalu ke Tarakan, Berau (Kaltara), selanjutnya ke Sulteng.

Ada beberapa titik singgah yang direncanakan di Sulteng, dimulai di Tolitoli, lalu ke Kwandang, Manado, Bitung (Sulut), kemudian memasuki Teluk Tomini di Pelabuhan Gorontalo dan Boalemo (Provinsi Gorontalo) lalu ke Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna, yang merupakan obyek wisata alam bawah andalan Sulteng.

"Mereka diharapkan akan melintas di sekitar Pantai Kayubura, Kabupaten Parigi Moutong, yang menjadi lokasi puncak acara Sail Tomini pada 19 September 2015, sebelum keluar meninggalkan Teluk Tomini melalui Ampana, Pagimana dan banggai Laut (Sulteng) lalu ke Raja Ampat (Papua)," ujarnya.

Sebenarnya, kata Raymond, ada 28 peserta Back to Down Under Rally yang akan memeriahkan Sail Tomini. Namun beberapa peserta meninggalkan rute pelayaran di perairan Indonesia karena kecewa dengan pelayanan pemerintah Indonesia di Tarakan.

"Mereka merasa terlalu lama menunggu proses clearance di Imigrasi Tarakan, bahkan sampai harus menunggu selama tujuh hari, padahal di Malaysia hanya butuh sekitar lima jam, proses clearance sudah selesai," ujarnya.

Raymond juga mengaku bahwa panitia daerah Sail Tomini 2015 kurang memberi perhatian terhadap pelayanan dan penyambutan peserta reli ini, padahal kegiatan ini merupakan salah satu acara inti Sail Indonesia selama ini.

"Sampai saat ini, belum ada satupun panitia Sail Tomini di Palu maupun di Parigi yang berkoordinasi dengan peserta reli ini. Sehingga mereka tidak tahu sama sekali apa kegiatan yang akan mereka lakukan di titik-titik singgah, serta sarana dan fasilitas apa yang tersedia untuk kelancaran dan keamanan aktivitas mereka," ujarnya.

Ia khawatir para peserta Back to Down Under Rally ini akan membatalkan rencana mereka memeriahkan Sail Tomini bila pelayanan panitia mengecewakan. Dari Bitung, mereka bisa saja langsung mengarah ke perairan Raja Ampat, Papua bila mereka dikecewakan, ujar Raymond.

Ia berharap Dinas Pariwisata Sulteng dan Kabupaten Tolitoli akan menggelar penyambutan serta acara-acara seni dan budaya serta kepariwisataan yang menyenangkan mereka saat menyinggahi sejumlah titik di Sulawesi Tengah.

"Reli seperti ini akan menjadi wahana penting untuk mempromosikan Sulawesi Tengah di dunia pariwisata internasional, karena itu wajar bila pemerintah daerah memberikan perhatian yang memadai untuk para peserta reli tersebut," ujarnya.