Pimpinan TNI, Kepolisian Indonesia, dan BIN temui Jokowi
22 Oktober 2014 16:06 WIB
Dokumentasi kemahiran teknik fast rope di atas kapal selam KRI Nanggala-402 saat peringatan HUT ke-69 TNI yang digelar di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10). Peringatan Hari TNI ini diharapkan dapat menjadi momentum dalam upaya meningkatkan profesionalisme, disiplin, dan semangat juang prajurit TNI. (ANTARA FOTO/Suryanto)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan pucuk pimpinan TNI, Kepolisian Indonesia, dan Badan Intelijen Negara, di Istana Merdeka, Rabu. Ini pertemuan pertama Jokowi dengan mereka dalam kapasitasnya sebagai presiden ketujuh Indonesia.
Kelima perwira tinggi berbintang empat itu hadir, yaitu Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, serta Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman, dan Kepala BIN, Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Marciano Norman.
Ini juga jumpa pers pertama Jokowi --tampil memakai kemeja putih lengan panjang-- di Istana Merdeka.
Dengan Norman, Jokowi membicarakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keamanan negara, ekonomi, politik dan sosial.
Sementara dengan Moeldoko beserta para kepala staf TNI dan Sutarman, dia berbicara mengenai rencan strategis TNI dan Kepolisian Indonesia.
"Dan hal-hal yang berkaitan dengan alat-alat pertahanan kita, dan berkaitan dengan kesejahteraan TNI-Polri, baik berkaitan perumahan dan gaji dan lain-lainnya," kata Jokowi.
TNI sudah dalam peta jalan menuju kekuatan esensial minimum. Modernisasi dan peremajaan serta perimbangan kekuatan militer Indonesia sedang bergeliat, terutama selama 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono, yang mengadakan banyak persenjataan baru.
Visi maritim Jokowi selalu diutarakan dia dalam banyak kesempatan, bahkan semboyan TNI AL, Jalesveva Jayamahe, menjadi satu sesanti yang dia ucapkan pada pidato kenegaraan perdana pada hari pengambilan sumpah kepresidenan dia, pada Senin lalu (20/10).
Kelima perwira tinggi berbintang empat itu hadir, yaitu Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, serta Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman, dan Kepala BIN, Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Marciano Norman.
Ini juga jumpa pers pertama Jokowi --tampil memakai kemeja putih lengan panjang-- di Istana Merdeka.
Dengan Norman, Jokowi membicarakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keamanan negara, ekonomi, politik dan sosial.
Sementara dengan Moeldoko beserta para kepala staf TNI dan Sutarman, dia berbicara mengenai rencan strategis TNI dan Kepolisian Indonesia.
"Dan hal-hal yang berkaitan dengan alat-alat pertahanan kita, dan berkaitan dengan kesejahteraan TNI-Polri, baik berkaitan perumahan dan gaji dan lain-lainnya," kata Jokowi.
TNI sudah dalam peta jalan menuju kekuatan esensial minimum. Modernisasi dan peremajaan serta perimbangan kekuatan militer Indonesia sedang bergeliat, terutama selama 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono, yang mengadakan banyak persenjataan baru.
Visi maritim Jokowi selalu diutarakan dia dalam banyak kesempatan, bahkan semboyan TNI AL, Jalesveva Jayamahe, menjadi satu sesanti yang dia ucapkan pada pidato kenegaraan perdana pada hari pengambilan sumpah kepresidenan dia, pada Senin lalu (20/10).
Pewarta: Muhammad Iskandar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: