Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp11,60 triliun dalam lelang lima seri obligasi negara pada Selasa ini, dari total penawaran yang masuk sebesar Rp17,94 triliun.

Keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa, menyebutkan jumlah Rp11,60 triliun itu antara lain berasal dari seri SPN12141107 sebesar Rp1 triliun.

Imbal hasil rata-rata tertimbang seri ini sebesar 5,80 persen dengan imbal hasil tertinggi dimenangkan 6,15 persen. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp1,63 triliun lebih dengan imbal hasil tertinggi masuk 7,0 persen dan terendah 5,65 persen.

Selain itu jumlah dimenangkan untuk seri SPN12150806 sebesar Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,96 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 6,98 persen. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp3,70 triliun lebih dengan imbal hasil tertinggi masuk 7,05 persen dan terendah 6,94 persen.

Jumlah dimenangkan untuk seri FR0069 sebesar Rp1,40 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,95 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,00 persen. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp1,59 triliun lebih dengan imbal hasil tertinggi masuk 8,05 persen dan terendah 7,84 persen.

Jumlah dimenangkan untuk seri FR0070 sebesar Rp2,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,19 persen dan imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,20 persen. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp4,10 triliun dengan imbal hasil tertinggi masuk 8,37 persen dan terendah 8,14 persen.

Sementara untuk seri FR0068, jumlah dimenangkan sebesar Rp6,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,79 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,83 persen. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp6,92 triliun dengan imbal hasil tertinggi masuk 8,9 persen dan terendah 8,68 persen.

Jumlah dimenangkan sebesar Rp11,60 triliun tersebut lebih besar dari jumlah indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp10 triliun. Penjualan obligasi negara melalui lelang itu untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN Perubahan 2014.

Sementara itu pemerintah akan kembali melelang tiga seri Sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target indikatif Rp1,5 triliun pada 12 Agustus 2014.

Tiga seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S13022015 (penerbitan baru), seri PBS005 (penjualan kembali) dan seri PBS006 (penjualan kembali).

Seri SPN-S13022015 memberikan imbalan secara diskonto, underlying asset barang milik negara berupa tanah dan bangunan. SBSN ini akan jatuh tempo pada 13 Februari 2015.(*)