Bandarlampung (ANTARA) -
Pantai-pantai dengan pasir putih, air biru jernih dengan batu karang kokoh berdiri, ditambah lanskap pegunungan yang menjadi latar belakang, tentu tidak asing lagi bagi para pelancong domestik ataupun mancanegara yang sering berkunjung ke Lampung.
Beragam destinasi wisata di Sai Bumi Ruwa Jurai sering disebut-sebut juga sebagai surga baru para pecinta pantai dan wisata alam.

Bahkan destinasi tersebut telah sempat diulas oleh warganet di media sosial dengan level yang hampir menyerupai destinasi ternama di daerah lain seperti Bali ataupun Raja Ampat.
Namun gaung keindahan beragam destinasi wisata di Lampung yang ramai bertebaran di media sosial itu ternyata belum secara maksimal terkelola, hingga menjadi sumber pendapatan daerah (PAD) bagi Provinsi Lampung.

Padahal dengan geliatnya wisata akan muncul warung dan restoran, penginapan, tempat wisata, hiburan, jasa travel, jasa pemandu wisata. Dan banyak lagi jenis pekerjaan ikutan yang muncul.
Dengan banyaknya aktifitas ekonomi itu akan akan banyak pajak yang dipungut oleh daerah atau dikenal sebagai Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) yaitu pajak yang dibayarkan oleh konsumen akhir atas konsumsi barang dan/atau jasa tertentu.
PBJT itu diatur dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Pajak daerah jenis ini antara untuk penjualan makanan dan minuman, hotel dan penginapan, jasa parkir, serta jasa kesenian dan hiburan.

Saat ini komponen penyumbang pendapatan asli daerah Lampung tahun 2023 meliputi pajak daerah sebesar Rp3,2 triliun, retribusi daerah Rp54,11 miliar.
Kemudian pendapatan dari hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan hanya Rp120,95 miliar, dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah sebesar Rp873,98 miliar.

Salah satu destinasi wisata alam yang terkenal di Kabupaten Lampung Barat di Bukit Temiang atau dikenal sebagai negeri di atas awan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi
Instruksi Gubernur Melihat kondisi tersebut telah membuat Penjabat Gubernur Lampung Samsudin menginstruksikan kepada 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung untuk menggali, berinovasi, dan mencari beragam potensi daerah masing-masing sebagai sumber pendapatan asli daerah baru.

Ia mengungkapkan, anggaran di Provinsi Lampung masih tergantung dari beberapa sektor saja, seperti dari pajak kendaraan bermotor dan transfer dari pusat.

Pajak kendaraan bermotor ini ada batasnya, sedangkan kalau tergantung dari transfer pusat ke daerah ini tidak ada kemandirian fiskal, sehingga harus ada opsi pendapatan ketiga yang mampu menggerakkan ekonomi rakyat.

Salah satu potensi itu adalah pengembangan daerah wisata baru dengan menggerakkan potensi usaha kecil sebagai pendukungnya seperti sektor kuliner, kerajinan seni, makanan khas daerah sebagai buah tangan dan banyak usaha lainnya.
Bila pariwisata dapat menjadi sumber pendapatan daerah baru, maka Lampung akan semakin sejahtera sebagai daerah yang memiliki pendapatan tidak terhingga, dengan potensi kekayaan alam dan budaya yang langsung bisa dikelola oleh daerah.
Pariwisata Lampung sebenarnya memiliki nilai jual yang kompetitif bila dibandingkan pariwisata di daerah lain, hal itu tergambar dari posisi Provinsi Lampung menjadi daerah alternatif prioritas bagi wisatawan di daerah Jabodetabek karena aksesibilitas yang dekat dari Pulau Jawa.
Tak hanya itu Lampung pun jadi daerah dengan kunjungan wisatawan terbesar ketiga di Sumatera setelah Sumatera Utara dan Sumatera Barat pada 2023 lalu.
Kunjungan Wisatawan
Kunjungan wisatawan pada periode Januari-September 2023 di Lampung telah melampaui target dengan total jumlah kunjungan ada sebanyak 10,28 juta wisatawan dari target 5,5 juta wisatawan.
Bahkan telah muncul beragam destinasi wisata baru beberapa tahun belakangan di berbagai kabupaten dan selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik dari berbagai provinsi.
Tak hanya itu wisatawan mancanegara pun telah mengenal dengan baik destinasi wisata di Krui Kabupaten Pesisir Barat sebagai andalan lokasi selancar dengan ombak yang apik, Taman Nasional Way Kambas dengan wisata konservasinya, dan Lampung Barat dengan wisata kopi dan budaya.
Bahkan kecakapan pariwisata di Lampung diakui oleh pemerintah pusat dimana dari segi pengembangan sumber daya manusia bidang kepariwisataan telah terlaksana cukup baik, dengan didapatkannya sertifikat penghargaan akreditasi A bagi program pelatihan teknis pariwisata dan ekonomi kreatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Pengembangan lokasi wisata baru dan pengembangan wisata yang sudah ada bisa menjadi program bagi masing-masing kabupaten kota.
Salah satu destinasi wisata alam yang terkenal di Kabupaten Lampung Barat di Bukit Temiang atau dikenal sebagai negeri di atas awan.
Tinggal bagaimana menambah sarana dan prasarana pendukung serta pemasaran melalui media sosial akan semakin menarik wisatawan untuk datang.
Dukungan atas rencana pemaksimalan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan baru bagi daerah pun dikatakan oleh Ridwan, salah seorang warga lokal pengelola kafe di Pesisir Barat.
Menurut dia, dengan fokusnya pemerintah mengembangkan potensi pariwisata tentu akan membantu pelaku usaha dan masyarakat setempat yang berkaitan erat dengan sektor pariwisata semakin berkembang dan sejahtera.
Ia menilai, bila tempat wisata ramai wisatawan maka tempat makan pasti ramai, penginapan selalu terisi, serta penyewaan kapal, motor, dan jualan UMKM juga akan laris.
Pariwisata ini dampaknya luas sekali, mampu menggerakkan berbagai macam usaha, katanya.

Upaya Pemda
Melihat potensi dan dukungan dari masyarakat maka pemerintah daerah berupaya berbenah untuk memaksimalkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan daerah baru melalui berbagai langkah.
Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah daerah yakni dengan rutin melakukan promosi pariwisata melalui pelaksanaan beragam acara yang tersemat dalam kalender event Lampung 2024.
Kemudian melakukan perbaikan berbagai ruas jalan yang masuk dalam koridor wisata bahari di Provinsi Lampung sepanjang 148,96 kilometer.

Koridor wisata bahari sepanjang 148,96 kilometer itu terdiri dari ruas jalan RE Martadinata Kota Bandarlampung sepanjang 5,87 kilometer, ruas Lempasing-Padang Cermin Kabupaten Pesawaran sepanjang 29,16 kilometer.
Ruas Padang Cermin-Simpang Teluk Kiluan sepanjang 31,73 kilometer, ruas Simpang Teluk Kiluan-Simpang Umbar dengan panjang 25,16 kilometer, ruas Simpang Umbar-Putih Doh sepanjang 23,83 kilometer.
Kemudian ruas jalan Putih Doh-Kuripan sepanjang 11,74 kilometer, dan ruas Kuripan-Simpang Kota Agung sepanjang 21,47 kilometer.
Lalu pemerintah bekerja sama dengan Bandara Radin Inten II mempermudah akses penerbangan dengan membuka rute-rute baru penerbangan, serta menambah frekuensi penerbangan perintis menuju Krui Kabupaten Pesisir Barat.
Dan tidak lupa juga membuka serta mempermudah masuknya investasi di sektor pariwisata ke Lampung.
Yang paling penting juga bagaimana menjamin keamanan serta kenyamanan wisatawan sehingga pemerintah daerah menargetkan mengentaskan adanya pungutan liar di objek wisata.
Dengan upaya pemerintah memperbaiki berbagai hal untuk memaksimalkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan daerah baru yang tidak terbatas, diharapkan perekonomian Lampung ke depannya akan semakin meningkat serta menciptakan kemandirian fiskal di daerah.