Venezuela diguncang unjuk rasa, 181 wartawan ditahan
13 April 2014 12:00 WIB
Pengunjuk rasa senior membawa bendera Venezuela dalam aksi pawai perdamaian di pusat kota Karakas, Minggu (23/2). Ratusan warga senior Venezuela berpawai di Karakas untuk menunjukkan dukungan mereka kepada pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. (REUTERS/Tomas Bravo)
Karakas (ANTARA News) - Sebanyak 181 wartawan telah menjadi target serangan, pencurian atau penahanan sewenang-wenang di Venezuela sejak awal berlangsungnya protes anti-pemerintah dua bulan lalu, kata serikat wartawan, Sabtu.
Persatuan Pekerja Press mengatakan 60 persen dari serangan itu dilakukan oleh pasukan keamanan, dengan hanya seperempat yang dilakukan oleh demonstran di kedua belah pihak.
Sejak protes yang berlangsung hampir setiap hari dimulai pada awal Februari, serikat pekerja itu telah menghitung 82 kasus pelecehan, 40 serangan fisik dan 35 pencurian atau perusakan kamera dan bahan lainnya oleh polisi atau demonstran.
Serikat itu juga telah mencatat 23 penangkapan sewenang-wenang dari wartawan, katanya.
Protes itu mengecam kejahatan merajalela di jalanan, naiknya inflasi, prospek pekerjaan yang buruk dan kekurangan bahan pokok seperti susu dan kertas toilet.
Aksi itu telah menyebabkan 41 orang tewas dan lebih dari 650 terluka, serta memicu tuduhan pelanggaran HAM oleh polisi.
Persatuan Pekerja Press mengatakan 60 persen dari serangan itu dilakukan oleh pasukan keamanan, dengan hanya seperempat yang dilakukan oleh demonstran di kedua belah pihak.
Sejak protes yang berlangsung hampir setiap hari dimulai pada awal Februari, serikat pekerja itu telah menghitung 82 kasus pelecehan, 40 serangan fisik dan 35 pencurian atau perusakan kamera dan bahan lainnya oleh polisi atau demonstran.
Serikat itu juga telah mencatat 23 penangkapan sewenang-wenang dari wartawan, katanya.
Protes itu mengecam kejahatan merajalela di jalanan, naiknya inflasi, prospek pekerjaan yang buruk dan kekurangan bahan pokok seperti susu dan kertas toilet.
Aksi itu telah menyebabkan 41 orang tewas dan lebih dari 650 terluka, serta memicu tuduhan pelanggaran HAM oleh polisi.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: