Mahasiswa USK Aceh ciptakan alat pembersih air tercemar zat organik
20 Juli 2024 00:19 WIB
Arsip - Tiga Mahasiswa USK Banda Aceh yang mengikuti program kreativitas mahasiswa bidang riset eksakta (PKM-RE) yang berhasil menciptakan alat membran anti fouling untuk membersihkan air yang tercemar zat organik, di Banda Aceh, Rabu (19/7/2024) (ANTARA/HO)
Banda Aceh (ANTARA) - Tiga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) berhasil menciptakan alat membran anti fouling untuk membersihkan air yang tercemar zat organik.
"Alhamdulillah, kami berhasil menciptakan membran anti fouling dengan teknik terbaru untuk purifikasi air tercemar zat organik," kata Mahasiswa USK Banda Aceh, Muhammad Azharry, di Banda Aceh, Jumat.
Tim peneliti tersebut terdiri dari tiga mahasiswa yakni Muhammad Azharry, Miftahul Arzaq dan Haziqia Aulia Putri. Ketiganya merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Kimia USK Banda Aceh dan dibimbingan guru besar USK Banda Aceh Prof Nasrul.
Penelitian mereka itu sudah berjalan selama empat bulan (April-Juli) di Laboratorium Material dan Polimer, Jurusan Teknik Kimia, perguruan tinggi setempat.
Baca juga: Mahasiswa magister lingkungan USK transplantasi karang di Sabang
Azharry mengatakan riset tersebut dilatarbelakangi dari kualitas air sungai di Indonesia, khususnya Aceh, yang kurang baik akibat dampak pencemaran. Kemudian juga diperburuk dengan ketidakmampuan teknologi konvensional untuk mengurangi polutan dalam air.
"Karena itu kami berinisiatif untuk menciptakan teknologi terbaru untuk menyisihkan polutannya," ujar Azharry.
Ia menjelaskan pembuatan membran tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik Vapor-Non Solvent Induced Phase Separation (VNIPS), dimana teknik ini merupakan gabungan dari dua metode pembuatan membran yakni Vapor Induced Phase Separation (VIPS) dan Non-Solvent Induced Phase Separation (NIPS).
Metode tersebut dapat mengurangi cacat pori pada membran, bisa meningkatkan sifat anti fouling, serta memberikan fitur asimetris pada membran.
Baca juga: Wamenaker ajak mahasiswa USK perkuat literasi digital
"Terungkap, dari hasil penelitian bahwa membran yang telah diciptakan oleh alat itu berhasil memisahkan polutan zat organik sebesar 80 persen dari nilai awal," kata Azharry.
Dalam kesempatan ini Dosen Pembimbing Prof Nasrul menyampaikan berkat dukungan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa dari Kemendikbudristek itu, pihaknya dapat memfasilitasi aktualisasi kreativitas serta inovasi mahasiswa USK Banda Aceh.
"Keberhasilan ini mencerminkan sinergi positif antara kebijakan pendanaan pemerintah, institusi pendidikan tinggi, dan semangat inovasi mahasiswa dalam menghasilkan solusi berbasis riset yang relevan," kata Prof Nasrul.
Baca juga: Rektor: 45 persen mahasiswa USK penerima bantuan pendidikan
"Alhamdulillah, kami berhasil menciptakan membran anti fouling dengan teknik terbaru untuk purifikasi air tercemar zat organik," kata Mahasiswa USK Banda Aceh, Muhammad Azharry, di Banda Aceh, Jumat.
Tim peneliti tersebut terdiri dari tiga mahasiswa yakni Muhammad Azharry, Miftahul Arzaq dan Haziqia Aulia Putri. Ketiganya merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Kimia USK Banda Aceh dan dibimbingan guru besar USK Banda Aceh Prof Nasrul.
Penelitian mereka itu sudah berjalan selama empat bulan (April-Juli) di Laboratorium Material dan Polimer, Jurusan Teknik Kimia, perguruan tinggi setempat.
Baca juga: Mahasiswa magister lingkungan USK transplantasi karang di Sabang
Azharry mengatakan riset tersebut dilatarbelakangi dari kualitas air sungai di Indonesia, khususnya Aceh, yang kurang baik akibat dampak pencemaran. Kemudian juga diperburuk dengan ketidakmampuan teknologi konvensional untuk mengurangi polutan dalam air.
"Karena itu kami berinisiatif untuk menciptakan teknologi terbaru untuk menyisihkan polutannya," ujar Azharry.
Ia menjelaskan pembuatan membran tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik Vapor-Non Solvent Induced Phase Separation (VNIPS), dimana teknik ini merupakan gabungan dari dua metode pembuatan membran yakni Vapor Induced Phase Separation (VIPS) dan Non-Solvent Induced Phase Separation (NIPS).
Metode tersebut dapat mengurangi cacat pori pada membran, bisa meningkatkan sifat anti fouling, serta memberikan fitur asimetris pada membran.
Baca juga: Wamenaker ajak mahasiswa USK perkuat literasi digital
"Terungkap, dari hasil penelitian bahwa membran yang telah diciptakan oleh alat itu berhasil memisahkan polutan zat organik sebesar 80 persen dari nilai awal," kata Azharry.
Dalam kesempatan ini Dosen Pembimbing Prof Nasrul menyampaikan berkat dukungan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa dari Kemendikbudristek itu, pihaknya dapat memfasilitasi aktualisasi kreativitas serta inovasi mahasiswa USK Banda Aceh.
"Keberhasilan ini mencerminkan sinergi positif antara kebijakan pendanaan pemerintah, institusi pendidikan tinggi, dan semangat inovasi mahasiswa dalam menghasilkan solusi berbasis riset yang relevan," kata Prof Nasrul.
Baca juga: Rektor: 45 persen mahasiswa USK penerima bantuan pendidikan
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: