Atletik
Kiat dan persiapan sebelum ikuti ultramarathon bagi pelari pemula
10 Juli 2024 17:00 WIB
(Ki-ka) Pelari Run to Care 2024 yaitu Ivo Chumainiah, Erry Permana, dan Hendra Siswanto saat memberikan paparan pada jumpa pers Run to Care 2024 di Jakarta Selatan, Rabu (10/7/2024). ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira.
Jakarta (ANTARA) - Pelari Hendra Siswanto membagikan kiat serta persiapan apa saja yang diperlukan bagi para pelari pemula yang mau mencoba mengikuti ultramarathon untuk pertama kalinya.
Hendra mengatakan, hal terpenting dari pelari pemula untuk memulai ultramarathon adalah menjaga konsistensi dalam latihan, dan mau bersabar dalam menjalani proses panjang.
“Kita bisa karena terbiasa. Bisa dicoba dengan membiasakan untuk berlari beberapa kali dalam seminggu, dan jika ingin lebih kuat lagi, bisa ditargetkan untuk menambah jarak tempuhnya secara bertahap,” kata Hendra, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Adapun ultramarathon sendiri merupakan lomba lari yang lebih panjang dari lari marathon umum. Berbagai jarak, permukaan, dan format dilombakan secara kompetitif, dari ultramarathon umum terpendek sejauh 50 km hingga 150-160 km.
Jarak sekitar 100 mil atau 160 km biasanya merupakan jarak lintasan terpanjang yang ditempuh dalam waktu kurang dari 24 jam pada ultramarathon.
Dengan ketahanan fisik yang lebih menantang pada ultramarathon, persiapan yang kuat juga diperlukan bagi para pelari yang berpartisipasi.
Hendra, yang merupakan finisher Spartathlon 246 km Athena to Sparta 2022 tersebut menilai, latihan yang dibarengi dengan target-target personal jangka pendek maupun panjang jua dapat memengaruhi progres tersebut.
“Misalnya, long term goal seperti target untuk finis 100 km dalam dua tahun ke depan, bisa menjadi motivasi untuk berlari dengan konsisten. Ketika kita memiliki goal yang besar, otomatis, kita menjadi ikut mengembangkan diri,” ujar Hendra.
Selain konsistensi dalam berlatih dan mengembangkan diri, Hendra mengatakan para pelari pemula juga bisa memulai untuk menjadikan lari sebagai sebuah prioritas.
“Berlari juga bisa dijadikan sebuah investasi kesehatan. Untuk mencapai manfaat itu, mau tidak mau kita harus komit, misalnya lari 5 km sebanyak 4 kali dalam seminggu. Manfaatnya tidak ternilai dan bermanfaat ketika kita konsisten,” kata finisher Boston Marathon 2022 tersebut.
Sementara itu, Hendra akan turut berpartisipasi pada Run to Care 2024 yang diinisiasi oleh organisasi nirlaba SOS Children’s Villages Indonesia pada 9-11 Agustus.
Kegiatan yang kini memasuki tahun kesembilan itu kali ini akan mengajak para pelari untuk menyusuri Bandung-Lembang di Jawa Barat dengan jarak tempuh hingga 150 km.
Baca juga: 1.000 pelari ramaikan Run The City Jakarta
Baca juga: PB PASI nilai kompetisi lari dapat jadi ajang kembangkan bibit muda
Baca juga: 5000 pelari bakal ramaikan ajang Titan Run 2024
Hendra mengatakan, hal terpenting dari pelari pemula untuk memulai ultramarathon adalah menjaga konsistensi dalam latihan, dan mau bersabar dalam menjalani proses panjang.
“Kita bisa karena terbiasa. Bisa dicoba dengan membiasakan untuk berlari beberapa kali dalam seminggu, dan jika ingin lebih kuat lagi, bisa ditargetkan untuk menambah jarak tempuhnya secara bertahap,” kata Hendra, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Adapun ultramarathon sendiri merupakan lomba lari yang lebih panjang dari lari marathon umum. Berbagai jarak, permukaan, dan format dilombakan secara kompetitif, dari ultramarathon umum terpendek sejauh 50 km hingga 150-160 km.
Jarak sekitar 100 mil atau 160 km biasanya merupakan jarak lintasan terpanjang yang ditempuh dalam waktu kurang dari 24 jam pada ultramarathon.
Dengan ketahanan fisik yang lebih menantang pada ultramarathon, persiapan yang kuat juga diperlukan bagi para pelari yang berpartisipasi.
Hendra, yang merupakan finisher Spartathlon 246 km Athena to Sparta 2022 tersebut menilai, latihan yang dibarengi dengan target-target personal jangka pendek maupun panjang jua dapat memengaruhi progres tersebut.
“Misalnya, long term goal seperti target untuk finis 100 km dalam dua tahun ke depan, bisa menjadi motivasi untuk berlari dengan konsisten. Ketika kita memiliki goal yang besar, otomatis, kita menjadi ikut mengembangkan diri,” ujar Hendra.
Selain konsistensi dalam berlatih dan mengembangkan diri, Hendra mengatakan para pelari pemula juga bisa memulai untuk menjadikan lari sebagai sebuah prioritas.
“Berlari juga bisa dijadikan sebuah investasi kesehatan. Untuk mencapai manfaat itu, mau tidak mau kita harus komit, misalnya lari 5 km sebanyak 4 kali dalam seminggu. Manfaatnya tidak ternilai dan bermanfaat ketika kita konsisten,” kata finisher Boston Marathon 2022 tersebut.
Sementara itu, Hendra akan turut berpartisipasi pada Run to Care 2024 yang diinisiasi oleh organisasi nirlaba SOS Children’s Villages Indonesia pada 9-11 Agustus.
Kegiatan yang kini memasuki tahun kesembilan itu kali ini akan mengajak para pelari untuk menyusuri Bandung-Lembang di Jawa Barat dengan jarak tempuh hingga 150 km.
Baca juga: 1.000 pelari ramaikan Run The City Jakarta
Baca juga: PB PASI nilai kompetisi lari dapat jadi ajang kembangkan bibit muda
Baca juga: 5000 pelari bakal ramaikan ajang Titan Run 2024
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: