Jepara terancam terisolasi akibat banjir
22 Januari 2014 12:49 WIB
Ilustrasi Banjir. Sejumlah kendaraan menerobos genangan air di sepanjang Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/1). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru).
Semarang (ANTARA News) - Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terancam terisolasi menyusul banjir besar di jalur utama transportasi darat yang menyebabkan terputusnya arus kendaraan bermotor dari Jepara ke Kudus dan Semarang atau sebaliknya.
Keterangan yang dikumpulkan dari warga Jepara, Rabu, menyebutkan, sejak kemarin hingga sekarang tidak ada angkutan umum dari Kudus dan Semarang yang bisa memasuki wilayah Jepara, terutama di Kecamatan Mayong hingga Jepara kota.
Akses masuk ke Jepara bisa melalui jalur alternatif Pati--Tayu--Bangsri--Jepara, namun selain memutar amat jauh, jalur Kudus--Pati saat ini juga terendam banjir.
Pasar Jepara hingga Rabu juga sepi karena sebagian besar pedagangnya tidak berjualan, sementara para pedagang makanan juga tutup karena tidak bisa membeli bahan baku untuk berjualan.
"Sudah empat hari saya tidak berjualan. Selain karena hujan lebat terus, saya juga tidak bisa mendapatkan bahan baku dari pasar karena tidak ada pedagang yang berjualan," kata Naryo (51), pedagang bakmi di depan Stadion Kamal Junaidi Jepara.
Ia menambahkan, banyak toko kebutuhan pokok tidak buka karena persediannya menipis akibat tersendatnya pasokan barang dari luar Jepara. Banjir yang sempat menggenangi kawasan kota kemarin sudah mulai surut, namun, katanya, sebagian besar pasar dan toko belum buka.
Ratnaningsih, warga Kelurahan Panggang, Jepara, menyatakan terisolasinya Jepara kian menambah penderitaan warga karena stok BBM yang ada di sejumlah SPBU juga mulai menipis. Ia khawatir BBM bakal habis hari ini namun truk Pertamina belum bisa memasuki Jepara akibat tertahan banjir di Welahan dan Mayong.
Banjir besar melanda kawasan Mayong, Welahan, dan sekitarnya menyusul hujan deras yang melanda daerah ini dalam 4-5 hari terakhir ini, yang menyebabkan meluberkan sejumlah sungai, termasuk Sungai Wulan, ke permukiman warga dan jalan raya. Dilaporkan bahwa ketinggian air di permukiman warga kemarin lebih dari 1,5 meter.
Dibandingkan dengan banjir tahun-tahun sebelumnya, air bah yang menggenangi 22 desa di enam kecamatan pada awal tahun ini jauh lebih dahsyat. Namun, sejauh ini dilaporkan tidak ada korban jiwa, kecuali ratusan penduduk yang terpaksa meninggalkan rumah mencari lokasi yang lebih aman.
Facebook "Jepara Hari Ini" mengingatkan warga Jepara untuk tidak keluar kota karena kemacetan parah akibat tergenang banjir.
Kasatlantas Polres Jepara AKP Andi Muhammad Indra, seperti dikutip dalam akun FB itu mengatakan kemacetan saat ini terjadi sejak hari kemarin malam. Bahkan hingga saat ini kendaraan mengular antara 5-10 km.
"Jalur utama di daerah Welahan aksesnya tidak dapat dilewati. Sejak tadi malam ketinggian 1 meter. Jalur benar-benar terputus, belum bisa dialihkan," kata Andi, Rabu.
Keterangan yang dikumpulkan dari warga Jepara, Rabu, menyebutkan, sejak kemarin hingga sekarang tidak ada angkutan umum dari Kudus dan Semarang yang bisa memasuki wilayah Jepara, terutama di Kecamatan Mayong hingga Jepara kota.
Akses masuk ke Jepara bisa melalui jalur alternatif Pati--Tayu--Bangsri--Jepara, namun selain memutar amat jauh, jalur Kudus--Pati saat ini juga terendam banjir.
Pasar Jepara hingga Rabu juga sepi karena sebagian besar pedagangnya tidak berjualan, sementara para pedagang makanan juga tutup karena tidak bisa membeli bahan baku untuk berjualan.
"Sudah empat hari saya tidak berjualan. Selain karena hujan lebat terus, saya juga tidak bisa mendapatkan bahan baku dari pasar karena tidak ada pedagang yang berjualan," kata Naryo (51), pedagang bakmi di depan Stadion Kamal Junaidi Jepara.
Ia menambahkan, banyak toko kebutuhan pokok tidak buka karena persediannya menipis akibat tersendatnya pasokan barang dari luar Jepara. Banjir yang sempat menggenangi kawasan kota kemarin sudah mulai surut, namun, katanya, sebagian besar pasar dan toko belum buka.
Ratnaningsih, warga Kelurahan Panggang, Jepara, menyatakan terisolasinya Jepara kian menambah penderitaan warga karena stok BBM yang ada di sejumlah SPBU juga mulai menipis. Ia khawatir BBM bakal habis hari ini namun truk Pertamina belum bisa memasuki Jepara akibat tertahan banjir di Welahan dan Mayong.
Banjir besar melanda kawasan Mayong, Welahan, dan sekitarnya menyusul hujan deras yang melanda daerah ini dalam 4-5 hari terakhir ini, yang menyebabkan meluberkan sejumlah sungai, termasuk Sungai Wulan, ke permukiman warga dan jalan raya. Dilaporkan bahwa ketinggian air di permukiman warga kemarin lebih dari 1,5 meter.
Dibandingkan dengan banjir tahun-tahun sebelumnya, air bah yang menggenangi 22 desa di enam kecamatan pada awal tahun ini jauh lebih dahsyat. Namun, sejauh ini dilaporkan tidak ada korban jiwa, kecuali ratusan penduduk yang terpaksa meninggalkan rumah mencari lokasi yang lebih aman.
Facebook "Jepara Hari Ini" mengingatkan warga Jepara untuk tidak keluar kota karena kemacetan parah akibat tergenang banjir.
Kasatlantas Polres Jepara AKP Andi Muhammad Indra, seperti dikutip dalam akun FB itu mengatakan kemacetan saat ini terjadi sejak hari kemarin malam. Bahkan hingga saat ini kendaraan mengular antara 5-10 km.
"Jalur utama di daerah Welahan aksesnya tidak dapat dilewati. Sejak tadi malam ketinggian 1 meter. Jalur benar-benar terputus, belum bisa dialihkan," kata Andi, Rabu.
Pewarta: Achmad Zaenal M
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: