Jepara (ANTARA News) - Sejumlah desa yang tersebar di tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu dilanda banjir bandang menyusul tingginya curah hujan di wilayah tersebut.

Menurut Ketua Tim SAR Jepara Totok Setyanto, ketiga kecamatan yang dilanda banjir bandang, meliputi Kecamatan Mayong, Welahan, dan Kecamatan Kalinyamatan.

Adapun sejumlah desa yang dilanda banjir, yakni Desa Mayong Lor, Mayong Kidul, Dorang, Blimbing Harho, dan Pelem Kerep (Kecamatan Mayong), Desa Paren (Kecamatan Welahan), dan Desa Batukali (Kecamatan Kalinyamatan).

Banjir yang melanda tujuh desa di tiga kecamatan tersebut, disebabkan karena meluapnya air di beberapa sungai yang melintas di tujuh desa tersebut.

Sejumlah sungai yang diduga menyebabkan terjadinya banjir bandang di tujuh desa tersebut, yakni Sungai Bakalan, Mayong, dan Tunggul.

Meluapnya ketiga sungai tersebut, katanya, disebabkan curah hujan yang cukup tinggi, terutama di wilayah Pegunungan Muria.

Camat Mayong Eriza Rudi Yulia mengemukakan, banjir tersebut juga menyebabkan sejumlah jalur utama warga di beberapa desa maupaun areal persawahan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi.

Ia mengatakan, banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Mayong hanya bersifat sementara, sehingga tidak akan merusak tanaman padi petani.

Sedangkan luas areal tanaman padi yang sempat terendam banjir akibat curah hujan tinggi, katanya, belum diketahui secara pasti, karena masih dalam pendataan.

Salah seorang warga Desa Mayong Lor, Purnomo menjelaskan, banjir bandang terjadi sejak pukul 04.00 WIB, yang diawali dengan guyuran hujan lebat sejak pukul 02.00 WIB.

Selang dua jam kemudian, katanya, muncul banjir dan air mulai masuk rumah warga dengan ketinggian bervariasi. "Rumah saya juga sempat tergenang, meskipun ketinggian air tidak terlalu tinggi," ujarnya.

Ketinggian genangan, katanya, bisa mencapai 75 centimeter. "Sekitar pukul 10.00 WIB, ketinggian air berangsur-angsur surut," ujarnya.

Banjir bandang tersebut juga menyebabkan Jalan Kudus-Jepara tergenang banjir, sehingga mengakibatkan kendaraan yang melintasi jalan tersebut harus berhati-hati, terutama sepeda motor agar tidak mogok.

Sarno (40), salah seorang warga Desa Pelemkerep mengatakan, arus lalu lintas di Jalan Kudus-Jepara tersendat sejak pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB, menyusul genangan yang terjadi di jalan tersebut yang berada di Desa Pelemkerep dengan ketinggian hingga 60-an centimeter, menyusul meluapnya air Sungai Mayong.

"Kendaraan besar, seperti truk bersumbu bisa melintas dengan mudah, sedangkan kendaraan pribadi atau sepeda motor tentu harus mencari jalan yang genangannya tidak terlalu tinggi," ujarnya.(*)
(U.KR-AN/A035)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011