Muhadjir: Pemda bisa gunakan infrastruktur sosial atasi stunting
14 Juni 2024 12:05 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau pelaksanaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Posyandu Angkasa, Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6/2024). ANTARA/Tri Meilani Ameliya
Palu (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menilai pemerintah daerah (pemda) dapat memanfaatkan infrastruktur sosial dalam mengatasi persoalan stunting.
"(Upaya yang bisa dilakukan) Termasuk memanfaatkan infrastruktur atau pranata sosial ya. Misalnya perkumpulan pengajian, kemudian juga ibu-ibu PKK," kata Menko Muhadjir Effendy kepada wartawan usai meninjau pelaksanaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Posyandu Angkasa, Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Selatan, Jumat.
Selain itu, kata dia, pemda juga dapat memanfaatkan gerakan-gerakan ekonomi kerakyatan, seperti Dana Mekaar dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk diberdayakan dalam menuntaskan persoalan stunting di daerahnya.
Baca juga: BKKBN tegaskan tetap optimis mampu capai target penurunan stunting
"Itu semua bisa diberdayakan untuk menuntaskan stunting di daerah ini," kata Menko Muhadjir yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Berikutnya dia pun menilai pemda dapat memanfaatkan pendekatan kearifan lokal dalam mengatasi stunting, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palu.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Palu Reny Lamadjido menyampaikan bahwa penanganan stunting di Palu memanfaatkan pendekatan dari kearifan lokal, yakni "nosiala pale".
Dalam idiom lokal khususnya pada Suku Kaili di Lembah Palu, terdapat "nosiala pale" yang menjadi salah satu kearifan lokal yang bermakna saling membantu tanpa memandang perbedaan sosial dan ekonomi.
Baca juga: Menko PMK tak yakin stunting turun di angka 0,1 persen tahun lalu
"Nosiala pale itu artinya kita bergotong royong, bekerja sama untuk menyelesaikan semua persoalan stunting yang ada di Kota Palu," kata dia.
Melalui nosiala pale dan sejumlah upaya lainnya, Reny mengatakan pihaknya pada tahun 2023 telah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 2,6 persen.
"Angka stunting kami turun dari 2,6 persen," kata dia.
Penurunan angka stunting itu pun diapresiasi langsung oleh Menko Muhadjir. Ia berharap penurunan angka stunting di Kota Palu dapat semakin optimal dengan keberadaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting. Melalui gerakan tersebut, pihak Posyandu Angkasa melakukan sejumlah langkah pendeteksian stunting, seperti pengukuran berat dan tinggi badan anak.
Baca juga: Menko PMK: Kejar target prevalensi stunting lewat strategi pentahelix
"(Upaya yang bisa dilakukan) Termasuk memanfaatkan infrastruktur atau pranata sosial ya. Misalnya perkumpulan pengajian, kemudian juga ibu-ibu PKK," kata Menko Muhadjir Effendy kepada wartawan usai meninjau pelaksanaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Posyandu Angkasa, Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Selatan, Jumat.
Selain itu, kata dia, pemda juga dapat memanfaatkan gerakan-gerakan ekonomi kerakyatan, seperti Dana Mekaar dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk diberdayakan dalam menuntaskan persoalan stunting di daerahnya.
Baca juga: BKKBN tegaskan tetap optimis mampu capai target penurunan stunting
"Itu semua bisa diberdayakan untuk menuntaskan stunting di daerah ini," kata Menko Muhadjir yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Berikutnya dia pun menilai pemda dapat memanfaatkan pendekatan kearifan lokal dalam mengatasi stunting, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palu.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Palu Reny Lamadjido menyampaikan bahwa penanganan stunting di Palu memanfaatkan pendekatan dari kearifan lokal, yakni "nosiala pale".
Dalam idiom lokal khususnya pada Suku Kaili di Lembah Palu, terdapat "nosiala pale" yang menjadi salah satu kearifan lokal yang bermakna saling membantu tanpa memandang perbedaan sosial dan ekonomi.
Baca juga: Menko PMK tak yakin stunting turun di angka 0,1 persen tahun lalu
"Nosiala pale itu artinya kita bergotong royong, bekerja sama untuk menyelesaikan semua persoalan stunting yang ada di Kota Palu," kata dia.
Melalui nosiala pale dan sejumlah upaya lainnya, Reny mengatakan pihaknya pada tahun 2023 telah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 2,6 persen.
"Angka stunting kami turun dari 2,6 persen," kata dia.
Penurunan angka stunting itu pun diapresiasi langsung oleh Menko Muhadjir. Ia berharap penurunan angka stunting di Kota Palu dapat semakin optimal dengan keberadaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting. Melalui gerakan tersebut, pihak Posyandu Angkasa melakukan sejumlah langkah pendeteksian stunting, seperti pengukuran berat dan tinggi badan anak.
Baca juga: Menko PMK: Kejar target prevalensi stunting lewat strategi pentahelix
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: