BKKBN memastikan dilakukannya pendataan terhadap seluruh ibu hamil dan balita yang ada di daerah, memastikan seluruh ibu hamil dan balita datang ke posyandu
Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menegaskan bahwa pihaknya tetap optimistis target penurunan angka stunting nasional yang mencapai 14 persen pada 2024 dapat tercapai.
 
"Kami tetap optimistis sampai finish," kata Hasto dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI bersama BKKBN dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Anggota DPR nilai pemda perlu memahami persoalan stunting
 
Hal tersebut, dia sampaikan untuk menanggapi pertanyaan dari anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina yang menyinggung masalah target penurunan angka stunting.

Sebelumnya, Arzeti mempertanyakan pandangan Menkes ataupun Kepala BKKBN mengenai pencapaian target penurunan angka stunting, mengingat Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa target itu sulit dicapai.
 
"Pak Presiden sendiri sudah mengakui tidak akan mungkin bisa tercapai untuk 14 persen," kata Arzeti.
 
Dalam kesempatan yang sama, Hasto telah menyampaikan sejumlah upaya yang dilakukan BKKBN untuk mempercepat penurunan angka stunting.

Di antaranya adalah BKKBN memastikan dilakukannya pendataan terhadap seluruh ibu hamil dan balita yang ada di daerah, memastikan seluruh ibu hamil dan balita datang ke posyandu, memastikan alat antropometri terstandar tersedia di posyandu, dan memastikan seluruh kader posyandu memiliki keterampilan dalam penimbangan dan pengukuran antropometri terstandar.

Baca juga: Pemkot Bandung perluas lokasi fokus percepatan penurunan stunting
 
Terkait dengan pengukuran antropometri, sejalan dengan program BKKBN itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengoptimalkan akurasi data stunting di tanah air dari seluruh daerah melalui pelatihan sumber daya manusia (SDM) petugas pengukuran antropometri, seperti bidan dan kader posyandu.
 
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pengukuran antropometri oleh petugas pengukur yang berfungsi untuk mendeteksi stunting pada anak melalui pengukuran berat badan, panjang, dan tinggi badan serta lingkar lengan atas dan kepala bernilai penting agar anak-anak yang mengalami stunting mendapatkan penanganan yang tepat.
 
Sejauh ini, Budi mengatakan baru sekitar 50–60 persen petugas pengukuran antropometri yang benar-benar mampu mengukur secara tepat, sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh Kemenkes. Ia mencontohkan masih ada bidan ataupun kader posyandu yang mengukur berat badan anak dalam keadaan anak yang bersangkutan memakai jaket.
 
"Cara mengukurnya masih salah. Misalnya, mengukur berat badan enggak boleh pakai baju, jaket, dia masih pakai," kata dia.

Baca juga: Komisi IX ingatkan perlu upaya lebih serius atasi stunting

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024