Kebugaran jadi kunci hadapi menopause
11 Juni 2024 15:19 WIB
Tangkapan layar - Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Limijati, Bandung, Prof. Dr. Tono Djuwantono dalam diskusi tentang menopause bersama Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (11/6/2024). ANTARA/Youtube BKKBN/am.
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Obstetri (kandungan) dan Ginekologi (fungsi tubuh perempuan) Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Limijati, Bandung Prof Dr Tono Djuwantono mengatakan bahwa kebugaran menjadi kunci bagi para perempuan untuk menghadapi siklus mati haid atau menopause.
“Persiapan menopause itu memang harus bugar. 75 persen perempuan saat pra-menopause ada gejala, apalagi yang ibu rumah tangga, kalau aktivitasnya kurang, penuaan pasti tetap terjadi, tetapi bisa ditunda dengan manajemen. Jadi memang harus dipersiapkan, kebugaran menjelang usia menopause menjadi kuncinya,” kata Tono dalam diskusi bersama Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan, berdasarkan hasil survei, perempuan di Indonesia rata-rata mengalami menopause di usia 48-53 tahun, tetapi ada keunikan pada perempuan Indonesia yang mulai mengalami hormon tidak seimbang di sekitar usia 43-44 tahun saat mengalami pra-menopause.
Baca juga: Kepala BKKBN ungkap alasan perempuan lebih sensitif saat "menopause"
“Perempuan di Indonesia rata-rata pra-menopause di usia 52 tahun. Para ibu kalau sebelum 52 tahun, misalnya 38 tahun menopause itu hati-hati, namanya menopause dini," katanya.
Menurut dia, pada usia 40 tahun ada dua kejadian yang sering terjadi, yakni di usia 43-44 tahun terjadi gangguan pendarahan karena hormonnya mulai tidak seimbang dan di usia 44 tahun ke atas perempuan biasanya mulai mengalami gejala vasomotor atau gejolak panas.
“Dari dada seperti ada api menyembur atau hot flushes, gejalanya panas di badan, gangguan emosi atau mood swing, ini menjadi masalah dan harus diketahui, karena hal itu akibat dari ketidakseimbangan hormonal,” ujarnya.
Baca juga: Perubahan pola makan dapat meringankan gejala menopause
Ia juga menegaskan bahwa siklus menopause adalah faktor ilmiah dan natural, sehingga para ibu tidak perlu takut dan khawatir.
“Pandangan ibu-ibu tentang menopause itu seringkali menakutkan, tetapi saya perlu mengingatkan bahwa menopause itu suatu proses yang alami di tubuh wanita ketika indung telur atau ovarium tidak mampu menghasilkan hormon estrogen, karena memang secara fisiologis akan menurun. Itu faktor ilmiah, jangan takut dan khawatir,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi dengan suami dan keluarga ketika istri memasuki masa menopause, untuk meningkatkan kepercayaan diri istri.
Baca juga: Wanita menopause dibolehkan beri organ intimnya minyak zaitun
“Komunikasi suami-istri itu penting. Perempuan yang menopause tetap cantik dan hubungan seksual malah seharusnya bisa lebih baik, asal dikelola dengan benar, dan ingat, menopause tetap harus direncanakan dengan menjaga kebugaran dan nutrisi,” ujar dia.
“Persiapan menopause itu memang harus bugar. 75 persen perempuan saat pra-menopause ada gejala, apalagi yang ibu rumah tangga, kalau aktivitasnya kurang, penuaan pasti tetap terjadi, tetapi bisa ditunda dengan manajemen. Jadi memang harus dipersiapkan, kebugaran menjelang usia menopause menjadi kuncinya,” kata Tono dalam diskusi bersama Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan, berdasarkan hasil survei, perempuan di Indonesia rata-rata mengalami menopause di usia 48-53 tahun, tetapi ada keunikan pada perempuan Indonesia yang mulai mengalami hormon tidak seimbang di sekitar usia 43-44 tahun saat mengalami pra-menopause.
Baca juga: Kepala BKKBN ungkap alasan perempuan lebih sensitif saat "menopause"
“Perempuan di Indonesia rata-rata pra-menopause di usia 52 tahun. Para ibu kalau sebelum 52 tahun, misalnya 38 tahun menopause itu hati-hati, namanya menopause dini," katanya.
Menurut dia, pada usia 40 tahun ada dua kejadian yang sering terjadi, yakni di usia 43-44 tahun terjadi gangguan pendarahan karena hormonnya mulai tidak seimbang dan di usia 44 tahun ke atas perempuan biasanya mulai mengalami gejala vasomotor atau gejolak panas.
“Dari dada seperti ada api menyembur atau hot flushes, gejalanya panas di badan, gangguan emosi atau mood swing, ini menjadi masalah dan harus diketahui, karena hal itu akibat dari ketidakseimbangan hormonal,” ujarnya.
Baca juga: Perubahan pola makan dapat meringankan gejala menopause
Ia juga menegaskan bahwa siklus menopause adalah faktor ilmiah dan natural, sehingga para ibu tidak perlu takut dan khawatir.
“Pandangan ibu-ibu tentang menopause itu seringkali menakutkan, tetapi saya perlu mengingatkan bahwa menopause itu suatu proses yang alami di tubuh wanita ketika indung telur atau ovarium tidak mampu menghasilkan hormon estrogen, karena memang secara fisiologis akan menurun. Itu faktor ilmiah, jangan takut dan khawatir,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi dengan suami dan keluarga ketika istri memasuki masa menopause, untuk meningkatkan kepercayaan diri istri.
Baca juga: Wanita menopause dibolehkan beri organ intimnya minyak zaitun
“Komunikasi suami-istri itu penting. Perempuan yang menopause tetap cantik dan hubungan seksual malah seharusnya bisa lebih baik, asal dikelola dengan benar, dan ingat, menopause tetap harus direncanakan dengan menjaga kebugaran dan nutrisi,” ujar dia.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: