Kemenkes adopsi mitigasi Freeport untuk cegah malaria di IKN
27 Mei 2024 19:31 WIB
Plh. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Helen Dewi Prameswari menyampaikan keterangan terkait Hari Malaria Sedunia 2024 melalui konferensi pers diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin (27/5/2024). (ANTARA/Andi Firdaus)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memitigasi penyakit malaria di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan mengadopsi program penanggulangan yang berhasil diterapkan oleh PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Papua.
"IKN di awal-awal pembentukannya, kami mencari cara supaya IKN tidak menjadi penyebaran malaria. Kami ambil percontohan mitigasi malaria di Freeport," kata Plh. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Helen Dewi Prameswari melalui konferensi pers Hari Malaria Sedunia 2024 diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan Kabupaten Mimika merupakan salah satu daerah dengan kasus tertinggi malaria di Indonesia, berkisar 543 kasus dari 1.000 orang di wilayah setempat.
Namun, insiden serupa di wilayah Freeport, Kuala Kencana, kata Helen, kasusnya nol, meski wilayah itu dikelilingi hutan dengan endemis malaria yang tinggi.
Baca juga: Otorita IKN bagikan kelambu dan bentuk tim khusus cegah malaria
Baca juga: Pakar usulkan kajian ilmiah dampak perubahan hutan di IKN pada malaria
"Waktu itu kami lihat pendekatan Freeport cocok dengan pendekatan di IKN, karena kegiatan utama pencegahan PT Freeport Indonesia berhasil di Papua," katanya.
Pola mitigasi yang dilakukan, yaitu dengan pengendalian vektor dan lingkungan, pemeriksaan parasit pada nyamuk dan manusia, memastikan drainase air mengalir, dan pada genangan air atau air tidak mengalir dengan cara menutup atau menimbun atau pemberian larvasida, serta melepas ikan pemakan jentik.
"Ada petugas khusus yang setiap hari memantau potensi tempat perindukan nyamuk malaria di Freeport, bahkan di pelepah daun pun mereka memeriksa. Mereka lakukan pengamatan di setiap air tergenang secara rutin," katanya.
Helen memastikan, hingga saat ini belum terdeteksi adanya kasus malaria di IKN. Namun, mitigasi dari kasus yang dipicu gigitan nyamuk Anopheles itu masih tetap diperlukan.
Kasus terakhir malaria yang ditemukan di wilayah IKN terjadi di November 2018 yang merupakan kasus malaria impor dari tempat lain yang berbatasan dengan Kabupaten PPU, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Kutai Barat.
Sebagai informasi, wilayah daratan IKN seluas kurang lebih 256.142 hektare, yang terletak pada dua kabupaten yang ada, yaitu Kabupaten PPU dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kawasan IKN beririsan dengan enam kecamatan, yaitu Kecamatan Sepaku, Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Sanga-Sanga.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Otorita IKN, wilayah endemis malaria terdekat dari IKN berada di Kelurahan Sotek, Kabupaten PPU yang jaraknya ke Titik Nol IKN di Kecamatan Sepaku kurang lebih 40 kilometer.
Sementara nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab malaria paling jauh terbang hanya satu sampai dua kilometer.*
Baca juga: Kemenkes: Kasus malaria di IKN berasal dari perbatasan Kabupaten PPU
Baca juga: Kemenkes: IKN masuk kawasan endemis tinggi malaria
"IKN di awal-awal pembentukannya, kami mencari cara supaya IKN tidak menjadi penyebaran malaria. Kami ambil percontohan mitigasi malaria di Freeport," kata Plh. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Helen Dewi Prameswari melalui konferensi pers Hari Malaria Sedunia 2024 diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan Kabupaten Mimika merupakan salah satu daerah dengan kasus tertinggi malaria di Indonesia, berkisar 543 kasus dari 1.000 orang di wilayah setempat.
Namun, insiden serupa di wilayah Freeport, Kuala Kencana, kata Helen, kasusnya nol, meski wilayah itu dikelilingi hutan dengan endemis malaria yang tinggi.
Baca juga: Otorita IKN bagikan kelambu dan bentuk tim khusus cegah malaria
Baca juga: Pakar usulkan kajian ilmiah dampak perubahan hutan di IKN pada malaria
"Waktu itu kami lihat pendekatan Freeport cocok dengan pendekatan di IKN, karena kegiatan utama pencegahan PT Freeport Indonesia berhasil di Papua," katanya.
Pola mitigasi yang dilakukan, yaitu dengan pengendalian vektor dan lingkungan, pemeriksaan parasit pada nyamuk dan manusia, memastikan drainase air mengalir, dan pada genangan air atau air tidak mengalir dengan cara menutup atau menimbun atau pemberian larvasida, serta melepas ikan pemakan jentik.
"Ada petugas khusus yang setiap hari memantau potensi tempat perindukan nyamuk malaria di Freeport, bahkan di pelepah daun pun mereka memeriksa. Mereka lakukan pengamatan di setiap air tergenang secara rutin," katanya.
Helen memastikan, hingga saat ini belum terdeteksi adanya kasus malaria di IKN. Namun, mitigasi dari kasus yang dipicu gigitan nyamuk Anopheles itu masih tetap diperlukan.
Kasus terakhir malaria yang ditemukan di wilayah IKN terjadi di November 2018 yang merupakan kasus malaria impor dari tempat lain yang berbatasan dengan Kabupaten PPU, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Kutai Barat.
Sebagai informasi, wilayah daratan IKN seluas kurang lebih 256.142 hektare, yang terletak pada dua kabupaten yang ada, yaitu Kabupaten PPU dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kawasan IKN beririsan dengan enam kecamatan, yaitu Kecamatan Sepaku, Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Sanga-Sanga.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Otorita IKN, wilayah endemis malaria terdekat dari IKN berada di Kelurahan Sotek, Kabupaten PPU yang jaraknya ke Titik Nol IKN di Kecamatan Sepaku kurang lebih 40 kilometer.
Sementara nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab malaria paling jauh terbang hanya satu sampai dua kilometer.*
Baca juga: Kemenkes: Kasus malaria di IKN berasal dari perbatasan Kabupaten PPU
Baca juga: Kemenkes: IKN masuk kawasan endemis tinggi malaria
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024
Tags: