Jakarta (ANTARA News) - Ketua DR RI Agung Laksono menegaskan, apabila stok produksi nasional mencukupi, sebaiknya pemerintah dan Bulog memprioritaskan pembelian beras petani, namun apabila stok produksi tidak cukup, impor beras tidak bisa dielakkan. "Saya baru tahu (rencana impor berat) itu dari Komisi IV DPR (bidang pertanian, kelautan dan kehutanan). Kalau pemenuhan stok itu bisa dilakukan dengan membeli dari petani, saya lebih apresiasi," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis. Dengan membeli beras dari petani, kata Agung, petani akan lebih sejahtera. "Kita akan lebih menghargai. Berapa pun dapatnya kalau hal itu membeli dari petani tentu lebih baik. Kapan lagi petani akan merasakan hasil dengan harga yang wajar," katanya. Namun apabila stok dari petani nasional belum mencukupi pada kondisi yang aman, maka impor beras tidak bisa dielakkan. Apalagi jika ada ancaman kekurangan stok pangan dan stok beras yang ada menyentuh ambang bahaya, maka impor tidak menjadi masalah. Hanya saja, untuk melakukan impor beras harus ada kebijakan satu bahasa di kalangan pemerintahan. Impor juga perlu dilakukan secara "G to G" (government to government). "Soal anggaran, nanti akan dibahas di komisi terkait," kata Agung.(*)