Saratoga akan tebar dividen Rp298,4 miliar untuk tahun buku 2023
16 Mei 2024 14:53 WIB
Investor Relation Saratoga Ryan Sual dalam Paparan Publik setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST/RUPSLB) di Jakarta, Kamis (16/5/2024). ANTARA/Rizka Khaerunnisa.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, menyetujui pembagian dividen tunai sebanyak-banyaknya senilai Rp298.426.370 atau sekitar Rp22 per lembar saham untuk tahun buku 2023.
"Betul, tadi di acara RUPS kami yang sebelumnya, kami telah mengumumkan dan disetujui juga oleh rapat tentang pembagian dividen. Pembagian dividen yang telah disetujui adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp298.426.370 secara total atau sebesar Rp22 per lembar sahamnya," kata Investor Relation Saratoga Ryan Sual dalam paparan publik setelah RUPST/RUPSLB di Jakarta, Kamis.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, nilai pembagian dividen Saratoga untuk tahun buku 2023 menurun dari yang sebelumnya Rp1 triliun atau Rp75 per saham untuk tahun buku 2022.
Sementara itu, Saratoga mengungkapkan bahwa rencana pembelian kembali (buyback) sebanyak-banyaknya 75 juta saham dengan anggaran maksimal sebesar Rp150 miliar batal untuk direalisasikan. Menurut manajemen, keputusan untuk batal buyback tersebut didasarkan atas hasil diskusi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Alasan kita tidak jadi buyback ini atas hasil diskusi kita dengan OJK," kata Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan.
Perusahaan investasi yang terafiliasi dengan konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno ini membukukan rugi sebesar Rp10,2 triliun di tahun 2023, dibandingkan laba di tahun 2022 yang sebesar Rp4,6 triliun. Menurut Saratoga, hal ini disebabkan oleh koreksi harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di tengah volatilitas pasar komoditas.
Meski begitu, perusahaan mampu membukukan penghasilan dividen dengan rekor tertinggi senilai Rp2,8 triliun yang sebagian besar dikontribusikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Pada akhir tahun 2023, arus kas dividen dan hasil divestasi Saratoga mencapai level tertinggi, yaitu sebesar Rp 3,9 triliun. Di sisi lain, Saratoga juga berhasil mengurangi posisi utang bersih menjadi Rp263 miliar di akhir tahun 2023, turun 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun perusahaan-perusahaan blue chip yang masuk dalam portofolio Saratoga antara lain PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Baca juga: Adaro Energy cetak laba bersih 374,3 juta dolar AS di kuartal I-2024
Baca juga: Saratoga cetak aset bersih senilai Rp48,9 triliun di 2023
Baca juga: Saratoga akan fokus investasi di sektor energi hijau dan kesehatan
"Betul, tadi di acara RUPS kami yang sebelumnya, kami telah mengumumkan dan disetujui juga oleh rapat tentang pembagian dividen. Pembagian dividen yang telah disetujui adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp298.426.370 secara total atau sebesar Rp22 per lembar sahamnya," kata Investor Relation Saratoga Ryan Sual dalam paparan publik setelah RUPST/RUPSLB di Jakarta, Kamis.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, nilai pembagian dividen Saratoga untuk tahun buku 2023 menurun dari yang sebelumnya Rp1 triliun atau Rp75 per saham untuk tahun buku 2022.
Sementara itu, Saratoga mengungkapkan bahwa rencana pembelian kembali (buyback) sebanyak-banyaknya 75 juta saham dengan anggaran maksimal sebesar Rp150 miliar batal untuk direalisasikan. Menurut manajemen, keputusan untuk batal buyback tersebut didasarkan atas hasil diskusi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Alasan kita tidak jadi buyback ini atas hasil diskusi kita dengan OJK," kata Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan.
Perusahaan investasi yang terafiliasi dengan konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno ini membukukan rugi sebesar Rp10,2 triliun di tahun 2023, dibandingkan laba di tahun 2022 yang sebesar Rp4,6 triliun. Menurut Saratoga, hal ini disebabkan oleh koreksi harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di tengah volatilitas pasar komoditas.
Meski begitu, perusahaan mampu membukukan penghasilan dividen dengan rekor tertinggi senilai Rp2,8 triliun yang sebagian besar dikontribusikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Pada akhir tahun 2023, arus kas dividen dan hasil divestasi Saratoga mencapai level tertinggi, yaitu sebesar Rp 3,9 triliun. Di sisi lain, Saratoga juga berhasil mengurangi posisi utang bersih menjadi Rp263 miliar di akhir tahun 2023, turun 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun perusahaan-perusahaan blue chip yang masuk dalam portofolio Saratoga antara lain PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Baca juga: Adaro Energy cetak laba bersih 374,3 juta dolar AS di kuartal I-2024
Baca juga: Saratoga cetak aset bersih senilai Rp48,9 triliun di 2023
Baca juga: Saratoga akan fokus investasi di sektor energi hijau dan kesehatan
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: