Ekonom ADB: RI perlu dongkrak industri demi pertumbuhan ekonomi
16 Mei 2024 14:28 WIB
Ekonom Utama Departemen Riset Ekonomi dan Kerja Sama Regional Bank Pembangunan Asia (ADB) Arief Ramayandi memberikan pemaparan pada kegiatan Asian Development Outlook 2024 Discussion di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (16/5/2024). ANTARA/Imamatul Silfia.
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Utama Departemen Riset Ekonomi dan Kerja Sama Regional Bank Pembangunan Asia (ADB) Arief Ramayandi mengatakan Indonesia perlu mendongkrak kinerja sektor industri untuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya.
“Hal yang bisa dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong aktivitas sektor industri dan juga mendorong iklim kompetisi di Indonesia makin membaik,” kata Arief kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
ADB memprediksi Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2024 dan 2025. Konsumsi rumah tangga akan terus menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB). Namun, kontribusi ekspor diperkirakan masih akan lemah pada tahun ini.
Melemahnya ekspor merupakan imbas dari gejolak perekonomian global, sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan Indonesia namun juga oleh berbagai negara lainnya.
Kendati masih melemah, Arief menilai kondisi ekspor telah melewati masa-masa krusial dan mulai menunjukkan pemulihan, meski belum cukup memadai untuk menjadi andalan pertumbuhan PDB.
“Permintaan domestik akan menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan dan menghilangkan dampak negatif dari net ekspor,” ujar dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi yang tertinggi sejak tahun 2015.
Dari segi besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.112,9 triliun.
Secara sektoral, penyumbang utama ekonomi triwulan I-2024 dari sisi produksi berasal dari industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, serta pertambangan dan penggalian.
Kelima sektor tersebut menyumbang pertumbuhan ekonomi secara positif dengan total kontribusi mencapai 63,61 persen persen terhadap PDB.
Kemudian dari sisi pengeluaran, penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Konsumsi rumah tangga dan PMTB memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB masing-masing sebesar 54,93 persen dan 29,31 persen.
Pada triwulan I-2024, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi yakni sebesar 2,62 persen.
Baca juga: Airlangga sebut ekonomi harus tumbuh 8 persen lebih jadi negara maju
Baca juga: Ekonom prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen di kuartal II 2024
Baca juga: APINDO optimistis target pertumbuhan ekonomi 5 persen tercapai
“Hal yang bisa dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong aktivitas sektor industri dan juga mendorong iklim kompetisi di Indonesia makin membaik,” kata Arief kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
ADB memprediksi Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2024 dan 2025. Konsumsi rumah tangga akan terus menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB). Namun, kontribusi ekspor diperkirakan masih akan lemah pada tahun ini.
Melemahnya ekspor merupakan imbas dari gejolak perekonomian global, sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan Indonesia namun juga oleh berbagai negara lainnya.
Kendati masih melemah, Arief menilai kondisi ekspor telah melewati masa-masa krusial dan mulai menunjukkan pemulihan, meski belum cukup memadai untuk menjadi andalan pertumbuhan PDB.
“Permintaan domestik akan menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan dan menghilangkan dampak negatif dari net ekspor,” ujar dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi yang tertinggi sejak tahun 2015.
Dari segi besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.112,9 triliun.
Secara sektoral, penyumbang utama ekonomi triwulan I-2024 dari sisi produksi berasal dari industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, serta pertambangan dan penggalian.
Kelima sektor tersebut menyumbang pertumbuhan ekonomi secara positif dengan total kontribusi mencapai 63,61 persen persen terhadap PDB.
Kemudian dari sisi pengeluaran, penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Konsumsi rumah tangga dan PMTB memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB masing-masing sebesar 54,93 persen dan 29,31 persen.
Pada triwulan I-2024, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi yakni sebesar 2,62 persen.
Baca juga: Airlangga sebut ekonomi harus tumbuh 8 persen lebih jadi negara maju
Baca juga: Ekonom prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen di kuartal II 2024
Baca juga: APINDO optimistis target pertumbuhan ekonomi 5 persen tercapai
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: