"Saat ini, negara yang paling unggul harus diakui Singapura, juga Malaysia di Asia Tenggara," kata Wiryawan saat dialog bersama HIPMI Kalimantan Barart, di Pontianak, Sabtu.
Ia melanjutkan, Singapura dan Malaysia unggul di titik awal Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015.
Namun, ujar dia, dengan ruang fiskal yang masih dapat ditingkatkan misalnya melalui pajak dan sebagainya, akan memberi nilai tambah.
Indonesia, kata dia, dapat membangun infrastruktur, mendorong pelayanan kesehatan dan pendidikan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ia mengakui, salah satu solusi untuk mengatasi itu adalah memperkuat akses ke perbankan.
Saat ini, ujar dia, baru sekitar 50 juta dari 250 juta penduduk Indonesia yang mempunyai akses ke perbankan.
"Kalau hanya tergantung kepada pembukaan ATM atau cabang, sulit untuk mencapai angka ideal, sekitar 50 persen," katanya.
Akses ke perbankan dapat digunakan untuk membuka wira usaha serta memperkuat modal dalam memproduksi barang atau produk.
"Dengan berbagai potensi yang ada, kita tidak lagi melihat kekhawatiran untuk tingkat kawasan. Kita lihat dengan India dan China," ujarnya.