Justin menjelaskan, setelah Lebaran, biasanya banyak pendatang dari luar kota yang ingin menjadi warga Jakarta dengan alasan merantau ataupun mencari pekerjaan.
Oleh karena itu, politisi ini mengimbau kepada masyarakat yang akan urbanisasi ke Jakarta harus memiliki keahlian ataupun keterampilan sebagai bekal mencari pekerjaan.
Menurut dia, apabila pendatang tidak memiliki keahlian, maka hanya akan menambah daftar jumlah pengangguran di Jakarta.
Baca juga: Pendatang baru jadi salah satu faktor ketimpangan sosial di Jakarta
"Terlebih, ketersediaan lapangan kerja pun sangat terbatas. Setelah itu, ada dampak lainnya juga misalnya ketersediaan lapangan kerja yang makin sempit,” ujarnya.
Baca juga: Pendatang baru jadi salah satu faktor ketimpangan sosial di Jakarta
"Terlebih, ketersediaan lapangan kerja pun sangat terbatas. Setelah itu, ada dampak lainnya juga misalnya ketersediaan lapangan kerja yang makin sempit,” ujarnya.
Selain itu, Justin juga mewanti agar calon warga Jakarta itu menaati peraturan yakni tidak membuat bedeng atau rumah sementara di atas lahan Pemprov DKI yang dapat menimbulkan kesemrawutan tata ruang.
Hal itu, lanjut dia, pendatang baru yang berencana tinggal di bantaran kali atau di atas saluran air akan mengakibatkan banjir di wilayah sekitar.
“Urbanisasi itu boleh-boleh saja, asal jangan merusak tata ruang," ujarnya.
Baca juga: Pemprov DKI imbau pendatang punya jaminan tempat tinggal dan pekerjaan
Baca juga: Pemprov DKI imbau pendatang punya jaminan tempat tinggal dan pekerjaan
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI, jumlah penduduk yang keluar Jakarta sebanyak 243.160 orang, sedangkan penduduk pendatang baru dari luar Jakarta sebanyak 136.200 orang sepanjang 2023.
"Itu kan hak semua warga negara, yang penting mereka bisa bekerja dengan baik, mereka punya rumah tinggal. Pemda akan meminta itu kepada masyarakat," kata Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.