Khartoum (ANTARA News) - Dua tentara Uni Afrika dinyatakan tewas dan tiga terluka dalam serangan bersenjata terhadap satu dari sejumlah konvoi mereka di wilayah Darfur, Sudan, Sabtu, demikian pernyataan dari Uni Afrika (UA). Sekira 7.000 tentara UA kini berjuang untuk menghentikan kekerasan di Darfur yang malah meningkat sejak ditandatanganinya perjanjian damai antara pemerintah dan satu kelompok pemberontakdiperantarai UA pada Mei 2006. "Misi Uni Afrika di Sudan (AMIS) mengutuk dengan istilah yang mungkin terkeras pada serangan yang melampaui batas terhadap pasukannya di Darfur dan bermaksud untuk melakukan penyelidikan yang teliti," kata pernyataan itu. Serangan itu dilancarkan pada satu konvoi yang membawa bahan bakar di daerah Kuma sekitar 80 Km di timurlaut kota penting Darfur, el-Fasher. Daerah itu dikuasai oleh pemberontak yang tidak menandatangani perjanjian damai Mei, tapi UA mengatakan, tidak jelas siapa penyerang tersebut. Satu sumber UA mengatakan, tentara yang diserang adalah dari Rwanda. Nigeria, Senegal dan Afrika Selatan saat bertugas memasok sebagian besar tentara dalam pasukannya. Hanya satu dari tiga kelompok pemberontak yang merundingkan (perdamaian) menandatangani perjanjian tersebut, dan puluhan ribu orang Darfur memrotes perjanjian itu, lantaran mereka menginginkan lebih banyak ganti rugi bagi korban perang, lebih banyak jabatan politik dan peran pengawasan dalam melucuti senjata milisi Arab, Janjaweed. Puluhan ribu orang tewas dan 2,5 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak pemberontak yang sebagian besar bukan-Arab mengangkat senjata pada awal 2003 karena menuduh pemerintah pusat Sudan mengabaikan mereka. Pekan ini UA mengusir wakil pemberontak bukan-penandatangan perjanjian dari kampnya, dan mengatakan bahwa tidak dapat menjamin lagi keselamatan mereka karena pemerintah menyebut mereka teroris setelah beberapa dari kelompok itu membentuk aliansi baru yang menyerang pemerintah sejak perjanjian Mei. Kelompok yang diusir itu lantas mengeluarkan komunike bahwa UA mengakhiri gencatan senjata yang rapuh berdasarkan kesepakatan damai pada April 2004 yang melibatkan semua pihak yang berkonflik di Sudan. (*)