Rekam jejak sekolah hingga prestasi alumni pengaruhi penilaian SNBP
12 Februari 2024 19:51 WIB
Tangkapan layar-Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024, Prof. Ganefri dalam sosialisasi SNBP yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (12/2/2024) (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024 Prof. Ganefri menyatakan bahwa rekam jejak sekolah hingga prestasi alumni (mahasiswa) di Perguruan Tinggi Negeri memengaruhi penilaian Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
"Rekam jejak dan kinerja sekolah juga memengaruhi, kemudian nilai dan prestasi alumni atau mahasiswa yang sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada saat ini, itu dilihat tingkat keberhasilannya, kemudian lintas jurusan juga dijadikan pertimbangan," kata Ganefri dalam sosialisasi SNBP yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Pendaftaran SNBP dibuka pada 14 Februari 2024 dengan kuota minimum 20 persen dan akan berlangsung selama satu minggu.
Ganefri menjelaskan seleksi jalur SNBP dilaksanakan berdasarkan prinsip untuk mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas, baik secara akademik maupun prestasi lainnya.
"Seleksi jalur SNBP dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yang pertama, yakni kita ingin mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas secara akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi lainnya. Jadi kalau ada prestasi lain, bisa didaftarkan di samping nilai rapor," ujar dia.
Baca juga: Pendaftaran SNBP dibuka 14 Februari, kuota PTN minimum 20 persen
Ia menegaskan penilaian SNBP tahun 2024 sudah menggunakan kriteria seleksi nasional berdasarkan data yang jelas dengan prinsip keadilan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
"Kita menggunakan kriteria seleksi nasional dan telah ditetapkan oleh masing-masing PTN akademik. Panitia sudah ada rambu-rambu indikator untuk menetapkan kelulusan baik di PTN akademik, vokasi, maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)," ucapnya.
"Kita sudah jelas terapkan prinsip seadil-adilnya dan dapat kita pertanggungjawabkan, jadi mengapa orang itu bisa lulus, ada datanya jelas," imbuh dia.
Ganefri menjelaskan kuota minimum SNBP 20 persen telah ditetapkan dalam Permendikbudristek 62 tahun 2023. Meski begitu, beberapa PTN bisa menetapkan kuota yang lebih dari peraturan tersebut.
"Misalnya, prodi kedokteran kuotanya 100 orang, maka minimum 20 orang akan diterima melalui jalur SNBP. Namun, ada juga PTN yang menerapkan minimumnya 30 persen," tuturnya.
Ia mengutarakan jalur SNBP ini hanya diperuntukkan bagi para siswa dan sekolah yang eligible atau memenuhi syarat.
"Eligible itu, misalnya sekolahnya terakreditasi A, itu salah satu indikatornya. Kalau sudah begitu, sekolah bisa mendaftarkan 40 persen siswanya untuk masuk lewat jalur SNBP," kata dia.
Baca juga: UTBK SNBT di USK berlangsung di 12 lokasi
Baca juga: Kuota mahasiswa baru Unair sebanyak 9.000 orang
"Rekam jejak dan kinerja sekolah juga memengaruhi, kemudian nilai dan prestasi alumni atau mahasiswa yang sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada saat ini, itu dilihat tingkat keberhasilannya, kemudian lintas jurusan juga dijadikan pertimbangan," kata Ganefri dalam sosialisasi SNBP yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Pendaftaran SNBP dibuka pada 14 Februari 2024 dengan kuota minimum 20 persen dan akan berlangsung selama satu minggu.
Ganefri menjelaskan seleksi jalur SNBP dilaksanakan berdasarkan prinsip untuk mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas, baik secara akademik maupun prestasi lainnya.
"Seleksi jalur SNBP dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yang pertama, yakni kita ingin mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas secara akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi lainnya. Jadi kalau ada prestasi lain, bisa didaftarkan di samping nilai rapor," ujar dia.
Baca juga: Pendaftaran SNBP dibuka 14 Februari, kuota PTN minimum 20 persen
Ia menegaskan penilaian SNBP tahun 2024 sudah menggunakan kriteria seleksi nasional berdasarkan data yang jelas dengan prinsip keadilan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
"Kita menggunakan kriteria seleksi nasional dan telah ditetapkan oleh masing-masing PTN akademik. Panitia sudah ada rambu-rambu indikator untuk menetapkan kelulusan baik di PTN akademik, vokasi, maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)," ucapnya.
"Kita sudah jelas terapkan prinsip seadil-adilnya dan dapat kita pertanggungjawabkan, jadi mengapa orang itu bisa lulus, ada datanya jelas," imbuh dia.
Ganefri menjelaskan kuota minimum SNBP 20 persen telah ditetapkan dalam Permendikbudristek 62 tahun 2023. Meski begitu, beberapa PTN bisa menetapkan kuota yang lebih dari peraturan tersebut.
"Misalnya, prodi kedokteran kuotanya 100 orang, maka minimum 20 orang akan diterima melalui jalur SNBP. Namun, ada juga PTN yang menerapkan minimumnya 30 persen," tuturnya.
Ia mengutarakan jalur SNBP ini hanya diperuntukkan bagi para siswa dan sekolah yang eligible atau memenuhi syarat.
"Eligible itu, misalnya sekolahnya terakreditasi A, itu salah satu indikatornya. Kalau sudah begitu, sekolah bisa mendaftarkan 40 persen siswanya untuk masuk lewat jalur SNBP," kata dia.
Baca juga: UTBK SNBT di USK berlangsung di 12 lokasi
Baca juga: Kuota mahasiswa baru Unair sebanyak 9.000 orang
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: