"Upaya menggunakan produk lokal terjadi pada masyarakat dan konsumen kita. Itu juga membuktikan segala bentuk kampanye anti produk Israel yang dilakukan oleh banyak pihak, sangat efektif dan berhasil," ujar Ketua Gerbang Pronas Fuad Adnan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Gerbang Pronas menyoroti hasil survei yang dilakukan Indonesia Halal Watch. Halal Watch melaporkan dari 700 responden dari Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya sebanyak 87 persennya setuju atas Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina. Mereka disebut-sebut mulai selektif saat membeli sebuah produk.
Fuad menyebut hasil survei tersebut juga disebabkan oleh manuver kampanye yang dilakukan banyak masyarakat sipil.
Baca juga: MUI ajak masyarakat aktif boikot produk terafiliasi Israel
Baca juga: Ekonom: Aksi boikot produk Israel dapat berdampak pada perekonomian
“Dan, tentu saja, hasil survei Halal Watch tersebut adalah efek dari kampanye yang dilakukan oleh organisasi Islam dan masyarakat sipil. Mereka mampu menjelaskan secara utuh produk-produk mana yang terafiliasi dengan Israel," katanya.
Sementara itu, aktivis YKMI Megel Jekson menilai konsumen Muslim di Indonesia mulai berani mengambil tindakan tegas untuk berkontribusi menghentikan agresi Israel.
"Mereka tidak hanya memahami bahwa produk-produk ini memberikan dukungan kepada Israel, tetapi berupaya untuk menghentikan kejahatan Israel dengan memboikot dan menggunakan produk-produk lain sebagai alternatif," kata dia.
Bagi YKMI, kata dia, aksi ini tidak akan bisa dihentikan sampai tindakan kejahatan Israel di Palestina juga tidak berhenti. Konsumen Muslim Indonesia akan terus mengambil langkah pemboikotan dan mengalihkan penggunaannya kepada produk lokal sebagai alternatif pengganti.
Baca juga: Pengamat mengingatkan gerakan boikot produk Israel harus bijak
Baca juga: Halal Watch serukan masyarakat hindari produk terafiliasi Israel
Baca juga: PBNU: Boikot produk pro Israel penting untuk raih perhatian politik