Ketahui pangan berbahan nabati dan manfaatnya untuk kesehatan
27 Januari 2024 09:37 WIB
Nasi padang dan rendang berbahan nabati hasil kolaborasi Green Rebel dan Prima Food Solutions disajikan di Delico Cafe, Senayan, Jakarta, Jumat (26/1/2024). (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)
Jakarta (ANTARA) - Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan kaya nutrisi, salah satunya mengonsumsi plant-based food atau pangan nabati yang memiliki ragam kreasi serta manfaat baik bagi tubuh.
Plant-based food merupakan pola makan yang diterapkan untuk menambah jumlah konsumsi makanan dari bahan nabati atau tumbuhan, seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, dan serelia. Pola makan itu memiliki segudang manfaat, antara lain dapat menurunkan berat badan, mengurangi risiko diabetes, hingga mencegah hipertensi.
“Orang Indonesia itu uniknya flexterian atau flexible vegetarian. Banyak protein nabati dari makanan khas Indonesia, kayak kacang-kacangan, tempe,“ kata salah seorang pendiri dan CEO Burgreens dan Green Rebel Helga Angelina saat ditemui di Jakarta, Jumat (26/1).
Baca juga: Green Rebel-Prima Food perluas jangkauan pangan nabati
Helga mengatakan bahwa 80 persen konsumen Indonesia adalah lactose intolerance atau ketidakmampuan untuk sepenuhnya mencerna gula (laktosa) dalam produk susu.
Oleh karena itu, produk pangan berbahan nabati dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menikmati kuliner dengan cita rasa mirip produk berbahan dasar hewani. Apalagi, produk berbahan dasar hewani memang sangat sering ditemukan di kuliner kekinian, seperti olahan susu sapi, keju, telur, dan lainnya.
“Plant-based food itu bisa jadi solusi orang-orang Indonesia yang suka banget rasa-rasa keju (atau produk berbahan susu sapi), tapi, nggak sakit perut habis memakannya,” kata Helga.
Head of Development PT Inti Prima Rasa (Prima Food Solutions) Angga Priatna, yang bekerja sama dengan Green Rebel mengembangkan pangan nabati, menilai substitusi pangan nabati untuk produk hewani tidak terlalu mengubah cita rasa makanan yang dibuat, asalkan jumlah takaran dan cara memasaknya dapat dilakukan dengan benar.
Baca juga: Holysteak! hadirkan menu baru steak nabati
Dengan begitu, rasa makanan tetap terjaga dan menjadi lebih sehat karena komposisi nabati yang digunakan cenderung lebih rendah kalori dibandingkan dengan komposisi hewani.
“Kalau untuk perbedaan plant-based dan non-plant-based tidak terlalu siginifikan. Yang penting penggunaan bahan baku harus dalam kondisi bagus,” kata Angga.
Direktur Riset dan Pengembangan Green Rebel Max Mandias, yang juga seorang vegetarian, menyarankan orang-orang yang ingin mencoba pangan nabati untuk memilih makanan yang kaya rempah dan berbumbu. Selain itu, lengkapi pola makan plant based food sehari-hari dengan “Isi Piringku” sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI.
“Aman dalam arti enak buat saya pribadi yang berempah, entah rendang dari daging buatan berbahan nabati, nasi padang,” kata Max.
Baca juga: "Mindful eating" bisa dimulai dengan konsumsi bahan pangan nabati
Baca juga: Perlunya mengembalikan lagi pangan nabati kaya serat
Baca juga: Diet pangan nabati bisa kurangi risiko kena infeksi saluran kemih
Plant-based food merupakan pola makan yang diterapkan untuk menambah jumlah konsumsi makanan dari bahan nabati atau tumbuhan, seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, dan serelia. Pola makan itu memiliki segudang manfaat, antara lain dapat menurunkan berat badan, mengurangi risiko diabetes, hingga mencegah hipertensi.
“Orang Indonesia itu uniknya flexterian atau flexible vegetarian. Banyak protein nabati dari makanan khas Indonesia, kayak kacang-kacangan, tempe,“ kata salah seorang pendiri dan CEO Burgreens dan Green Rebel Helga Angelina saat ditemui di Jakarta, Jumat (26/1).
Baca juga: Green Rebel-Prima Food perluas jangkauan pangan nabati
Helga mengatakan bahwa 80 persen konsumen Indonesia adalah lactose intolerance atau ketidakmampuan untuk sepenuhnya mencerna gula (laktosa) dalam produk susu.
Oleh karena itu, produk pangan berbahan nabati dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menikmati kuliner dengan cita rasa mirip produk berbahan dasar hewani. Apalagi, produk berbahan dasar hewani memang sangat sering ditemukan di kuliner kekinian, seperti olahan susu sapi, keju, telur, dan lainnya.
“Plant-based food itu bisa jadi solusi orang-orang Indonesia yang suka banget rasa-rasa keju (atau produk berbahan susu sapi), tapi, nggak sakit perut habis memakannya,” kata Helga.
Head of Development PT Inti Prima Rasa (Prima Food Solutions) Angga Priatna, yang bekerja sama dengan Green Rebel mengembangkan pangan nabati, menilai substitusi pangan nabati untuk produk hewani tidak terlalu mengubah cita rasa makanan yang dibuat, asalkan jumlah takaran dan cara memasaknya dapat dilakukan dengan benar.
Baca juga: Holysteak! hadirkan menu baru steak nabati
Dengan begitu, rasa makanan tetap terjaga dan menjadi lebih sehat karena komposisi nabati yang digunakan cenderung lebih rendah kalori dibandingkan dengan komposisi hewani.
“Kalau untuk perbedaan plant-based dan non-plant-based tidak terlalu siginifikan. Yang penting penggunaan bahan baku harus dalam kondisi bagus,” kata Angga.
Direktur Riset dan Pengembangan Green Rebel Max Mandias, yang juga seorang vegetarian, menyarankan orang-orang yang ingin mencoba pangan nabati untuk memilih makanan yang kaya rempah dan berbumbu. Selain itu, lengkapi pola makan plant based food sehari-hari dengan “Isi Piringku” sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI.
“Aman dalam arti enak buat saya pribadi yang berempah, entah rendang dari daging buatan berbahan nabati, nasi padang,” kata Max.
Baca juga: "Mindful eating" bisa dimulai dengan konsumsi bahan pangan nabati
Baca juga: Perlunya mengembalikan lagi pangan nabati kaya serat
Baca juga: Diet pangan nabati bisa kurangi risiko kena infeksi saluran kemih
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: