Rencana relokasi PKL di Tanah Abang dinilai tepat
26 Juli 2013 22:27 WIB
ilustrasi Suasana pedagang kali lima yang memadati bahu jalan dikawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pembangunan 23 lokasi buat relokasi percontohan pedagang kaki lima (PKL) dan Lokasi yang tersebar di wilayah Jakarta, dan dijadwalkan dimulai pada tahun ini. (FOTO ANTARA/Reno Esnir) ()
Jakarta (ANTARA News) - Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Dapil DKI Jakarta Rommy menilai kebijakan Pemprov DKI sangat tepat terkait rencana merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Memang, cukup positif untuk menciptakan kenyamanan bagi pembeli agar terhindar dari kemacetan di Tanah Abang," kata Rommy dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.
Selain itu, katanya, relokasi itu juga agar para PKL lebih tertata dan tetap bisa mencari nafkah.
Kendati demikian, memang agak sulit karena dimana-mana usaha untuk memindahkan orang yang berjualan turun-temurun di sebuah lokasi pastinya akan berdampak pada omzet pedagang.
Menurut Romy, kesemrawutan di Tanah Abang bukan hanya karena PKL yang berjualan di bahu jalan, tapi juga karena parkir liar disinyalir "dibeking" preman, di setiap blok bisa 4 sampai 5 penjaga parkir.
"Nah,ini lah yang menjadi kerjaan yang agak repot untuk pak Jokowi-Ahok. Asal ditindak tegas dan berkelanjutan tata kelola relokasi, saya yakin kebijakan ini akan berbuah manis untuk semua pihak," ujarnya.
Selain itu, penyebab macet dan semrawut adalah jalur menuju Tanah Abang dan juga pintu masuk keluar parkir yang terbatas, sehingga arus masuk keluar kendaraan membuat kemacetan.
Rommy menambahkan, banyaknya jalur trayek ke arah Tanah Abang dan adanya alternatif masuk-keluar ke gedung parkir dan penataan angkot yang selalau ngetem, maka diharapkan kendaraan tidak berjejal di area itu.
"Jika tata kelola dilakukan secara komprehensif, maka kebijakan relokasi di Tanah Abang akan membuat tanah abang sebagai pusat wisata belanja yang akan makin diminati pengunjung," katanya.(*)
"Memang, cukup positif untuk menciptakan kenyamanan bagi pembeli agar terhindar dari kemacetan di Tanah Abang," kata Rommy dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.
Selain itu, katanya, relokasi itu juga agar para PKL lebih tertata dan tetap bisa mencari nafkah.
Kendati demikian, memang agak sulit karena dimana-mana usaha untuk memindahkan orang yang berjualan turun-temurun di sebuah lokasi pastinya akan berdampak pada omzet pedagang.
Menurut Romy, kesemrawutan di Tanah Abang bukan hanya karena PKL yang berjualan di bahu jalan, tapi juga karena parkir liar disinyalir "dibeking" preman, di setiap blok bisa 4 sampai 5 penjaga parkir.
"Nah,ini lah yang menjadi kerjaan yang agak repot untuk pak Jokowi-Ahok. Asal ditindak tegas dan berkelanjutan tata kelola relokasi, saya yakin kebijakan ini akan berbuah manis untuk semua pihak," ujarnya.
Selain itu, penyebab macet dan semrawut adalah jalur menuju Tanah Abang dan juga pintu masuk keluar parkir yang terbatas, sehingga arus masuk keluar kendaraan membuat kemacetan.
Rommy menambahkan, banyaknya jalur trayek ke arah Tanah Abang dan adanya alternatif masuk-keluar ke gedung parkir dan penataan angkot yang selalau ngetem, maka diharapkan kendaraan tidak berjejal di area itu.
"Jika tata kelola dilakukan secara komprehensif, maka kebijakan relokasi di Tanah Abang akan membuat tanah abang sebagai pusat wisata belanja yang akan makin diminati pengunjung," katanya.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: