Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis, mengatakan interaksi perbincangan warganet terkait debat capres terakumulasi dalam 55.712 post dari 33.608 akun.
Menurut dia, sekitar 78 persen warganet laki-laki mengisi perbincangan, sementara 22 persen sisanya ditanggapi warganet perempuan.
Warganet laki-laki lebih intens membahas serangan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo kepada capres nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait isu pelanggaran Mahkamah Konstitusi (MK).
Hal itu dianggap sebagai sebuah tembakan yang tepat. Sementara di kalangan warganet perempuan pembahasan berkisar seputar dukungan kepada masing-masing paslon, termasuk suasana debat yang dinilai menarik dan seru.
Baca juga: KPU tegur Gibran karena bersorak saat debat capres pertama
Sorotan warganet milenial dan generasi X relatif mengarah pada isi pesan yang disampaikan masing-masing paslon serta narasi saling serang antarpaslon. Sementara gen Z cenderung lebih menyoroti ekspresi bagaimana setiap paslon merespons pertanyaan serta memberikan skor kepada masing-masing paslon versi mereka.
"Generasi Milenial dan gen Z paling aktif dalam perbincangan. Sebagian memberikan skor kepada performa capres," ujar Rustika.
Baca juga: Benny Ramdhani nilai Ganjar mampu sampaikan pertanyaan cerdas di debat
Sentimen positif-negatif
Dari sisi analisis sentimen perbincangan, sentimen positif paling besar didulang oleh Ganjar Pranowo dengan 52 persen, selanjutnya Anies Baswedan 41 persen dan Prabowo Subianto 35 persen.
Baca juga: Pengamat soroti sikap Anies bawa korban HAM di debat capres
Hal itu dipengaruhi oleh visi misi Ganjar yang dinilai lebih relevan dengan permasalahan yang ada saat ini. Sementara emotion lainnya yang juga menonjol pada perbincangan tentang Ganjar yakni terkait anticipation sebesar 16 persen, di mana warganet sangat menantikan Ganjar pada debat selanjutnya karena debat kali ini Ganjar dinilai sangat baik.
Berbanding terbalik dengan Ganjar, Prabowo mendapatkan emosi trust terkecil dengan 39 persen dan emosi disgust terbesar dengan 25 persen.
Hal itu sejalan dengan sentimen negatif yang juga besar. Emotion trust yang muncul kepada Prabowo karena gagasannya dinilai spesifik dan sesuai dengan fakta di lapangan. Sementara emotion disgust yang besar karena Prabowo dinilai mudah tersulut emosi dan diklaim tidak tahan menjadi oposisi.
Emotion yang melekat pada Anies Baswedan, yakni trust 46 persen dan disgust 21 persen. Emotion trust dimaknai sebagai apresiasi netizen atas keberanian Anies mengumpan pertanyaan-pertanyaan tendensius kepada Prabowo, sedangkan emotion disgust diartikan Anies yang pintar bermain kata namun minim aksi.
Indonesia Indicator merupakan perusahaan intelijen media yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI).
Baca juga: Pengamat UB soroti gaya komunikasi politik masing-masing capres
Baca juga: Pengamat: Anies dan Ganjar lebih dinamis berargumen dalam debat
Baca juga: Peneliti TII nilai debat pertama capres seperti "ring tinju"