Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta menyatakan selama 6 bulan bekerja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak menunjukkan prestasi yang berarti.

"Kalau tidak bisa dikatakan buruk dan akhirnya hanya menjadi beban bagi rakyat melalui APBN dan industri jasa keuangan," kata Arif di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.

Dikatakannya, serapan anggaran OJK hanya sekitar 11%, sementara kasus-kasus di bidang jasa keuangan terus berjalan.

"Apakah OJK hanya bekerja dari satu seminar ke seminar yang lain? Pendalaman dan diversifikasi pasar jasa keuangan juga tidak terlihat. Sangat disayangkan dengan anggaran 2013 yang datang dari uang rakyat sebesar Rp1,7 triliun dan fasilitas yang mewah dan melebihi industri jasa keuangan pada umumnya. OJK ternyata hanya sibuk dengan dirinya sendiri," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Dia mengatakan untuk tahun 2013 sebesar Rp1,7 triliun, realisasi sampai Juni hanya 12%, sebagai institusi pengawas jasa keuangan.

"Penyerapan anggaran yang rendah ini menunjukkan ada soal dalam manajemen, dan tentu saja dapat mempengaruhi kredibitas OJK terhadap industri jasa keuangan," katanya.