Jambi, (ANTARA News) - Pengikisan daratan akibat air laut (abrasi) di pantai Timur Provinsi Jambi kian parah akibat hutan bakau yang terus dirambah secara liar dan dicuri. Bupati Tanjung Jabung (Tanjab) Timur, Abdullah Hich mengatakan di Jambi, Sabtu (15/7) hutan bakau yang terus dirambah dan dicuri itu, keberadaannya makin memprihatinkan dan mengancam wilayah darat, karena abrasi air laut. Keberadaan hutan bakau itu tidak saja sebagai penyangga air laut, tapi juga tempat tumbuh dan berkembangnya hewan laut, seperti udang, kepiting dan ikan pari, katanya. Ia mengakui pengamanan hutan bakau di daerannya masih belum optimal, karena masih minimnya sarana dan fasilitas yang dimiliki aparat keamanan, khususnya Polisi Perairan dan TNI-AL. Abdullah Hich menegaskan, secara bertahap meningkatkan pengadaan sarana dan peralatan bagi aparat untuk mengamankan hutan bakau, meskipun pengelolaan sepenuhnya masih di bawah kendali pemerintah pusat. Penebangan hutan bakau itu harus segera dihentikan, karena selain dapat mengancam wilayah darat, juga akan memusnahkan ekosistim hewan laut yang berkembang di kawasan hutan tersebut. Selanjutnya bagi investor dan nelayan yang mengembangkan usaha tambak skala besar di kawasan pantai Timur, harus didukung Amdal agar tidak mengganggu hutan Mangrove. Pengusaha dan nelayan yang ingin membuka tambak harus didukung Amdal, dengan kekentuan batas minimal sejauh 500 meter dari bibir pantai, atau tidak boleh mengganggu hutan bakau. Hal itu penting karena keberadaan hutan bakau juga sangat membantu keamanan dan kenyamanan pengusaha atau nelayan tambak, mengingat fungsinya dapat menghambat hempasan ombak air laut, kata Abdullah Hich.(*)