Jakarta (ANTARA News) - Mantan Sekjen Departemen Pertahanan, Letjen (Purn) Soeyono, menegaskan bahwa penimbunan senjata di sebuah rumah pejabat militer jelas sangat menyalahi prosedur baku di TNI, sehingga perlu diselidiki mengapa terjadi penyimpangan tersebut. "Setiap butir peluru yang dikuasai anggota TNI harus ada catatannya. Apalagi kalau ratusan pucuk senjata menumpuk di sebuah rumah. Untuk apa?" katanya di Jakarta, Jumat, menanggapi ditemukannya 145 pucuk senjata di kediaman almarhum Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Kasad, Brigjen TNI Koesmayadi. Menurut mantan Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI itu, Brigjen TNI Koesmayadi sebagai pejabat yang mengurusi logistik dan pengadaan senjata, tentu tahu betul aturan main yang berlaku di TNI. Setiap persenjataan milik TNI dicatat siapa pemakainya, jumlahnya berapa, tata cara pembelian dan pengadaannya, serta pengirimannya. Bahkan untuk senjata-senjata yang sudah kadaluarsa dan tak terpakai sekalipun, menurut Soeyono, harus ada track record-nya. Misalnya saja, untuk meriam-meriam kuno yang tak berfungsi jika hendak dijadikan hiasan museum atau gedung, maka perlu dibuat sedemikian rupa sehingga betul-betul tidak bisa dipakai. "Sangat mengherankan jika senjata-senjata dalam kondisi siap pakai berada di sebuah rumah. Mestinya itu tersimpan di gudang senjata," katanya. Ia tidak sependapat jika Brigjen TNI Koesmayadi berdalih senjata-senjata itu sebagai koleksinya. "Kalau dia pernah tertembak dan dia menyimpan senjata yang pernah menembaknya itu, bisalah dikatakan koleksi. Tapi, kalau senjata itu tak ada kaitannya dengan suatu pengalaman pribadi, senjata itu baru dan dalam jumlah banyak, tidak bisa dikatakan sebagai koleksi," kata kolektor mobil antik dan motor besar itu. Soeyono mengakui memang ada prajurit yang punya hobi tertentu, seperti membuat suasana rumahnya seperti di garis depan tempat pertempuran. Ada senjata, amunisi, velbet, tenda, dan suasana di medan perang. Ia sendiri memiliki sebuah ruangan khusus yang menyimpan model contoh mobil atau motor miniatur. "Saya merasa senang di ruang itu, seperti prajurit yang merasa nyaman dalam suasana medan perang itu," katanya. Namun, Soeyono tidak sepakat jika menimbun begitu banyak senjata sebagai hobi atau koleksi. Ia meminta, agar senjata-senjata milik almarhum Brigjen TNI Koesmayadi diambil alih menjadi milik TNI. Brigjen TNI Koesmayadi meninggal dunia pada Minggu (26/6) di kediamannya di Kompleks Raflesia, Cibubur, Jakarta Timur. Sementara itu, pihak TNI-AD menemukan ratusan pucuk senjata dan ribuan amunisi di kediaman Koesmayadi di Jalan Pangandaran, Ancol, Jakarta Utara, Senin (27/6). (Foto: Letjen Purn. Soeyono) (*)