656 orang di Depok derita tuberkulosis
9 April 2013 18:31 WIB
Senior Vice President Bank Mandiri Setyowati (kanan), Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Ratih Siswono Yudohusodo (dua kanan) berbincang dengan dokter yang tengah memeriksa pasien penderita TBC di Klinik TBC milik PPTI di Tanah Tinggi, Jakarta, Kamis (22/12/12). (FOTO ANTARA/HO)
Depok (ANTARA News) - Sebuah organisasi pemberantasan tuberkulosis, PPTI, menyatakan jumlah penderita tuberkulosis (TB) di Kota Depok, Jawa Barat, mencapai 656 orang.
Dari 1.980 orang yang diduga menderita TB di Kota Depok, 656 orang di antaranya dinyatakan positif setelah diperiksa, kata Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kota Depok dr Anna Rozaliyani ketika mengunjungi Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa bersama Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail di Cipayung Kota Depok, Selasa.
Ia mengatakan peran aktif dan kerja keras dari semua pihak dapat membantu untuk menjalankan program-program melawan penyakit yang menyerang paru-paru ini.
Untuk itu ia mengajak semua elemen, baik Pemerintah maupun swasta untuk bersama-sama mulai aktif menggerakkan program-program kerja PPTI menanggulangi penyakit flek paru-paru tersebut.
"PPTI adalah mitra Pemerintah sebagai penyedia pelayanan pemberantasan TB," jelasnya.
Sementara itu Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan pihaknya berusaha menekan jumlah penderita TB di Kota Depok dengan mengajak masyarakat melakukan pola hidup bersih dan melakukan pengobatan ketika menderita penyakit tersebut.
"Kami memberikan layanan pengobatan gratis kepada warga yang menderita TB," katanya.
Mantan presiden Partai Keadilan tersebut mengatakan pihaknya juga melakukan mobilisasi tiga hal yang utama yaitu menyediakan tenaga medis, pengobatan di puskesmas dan juga menyiapkan penyuluh dan pendamping untuk menjelaskan penyakit TB tersebut.
Menurut dia Indonesia merupakan negara terbesar keempat dunia terbanyak penderita TB setelah India, China, dan Afrika Selatan. untuk itu, kata dia, perlu melakukan penanganan penanggulangan penyakit TB secara serius.
Penyakit TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberkulosa. Bakteri ini menyerang siapa saja pria maupun wanita tanpa memandang usia. Dan biasanya penyakit TBC sering menyerang pada usia rata-rata 15-35 tahun, boleh dibilang usia masih produktif.
Salah seorang penderita TB yang sudah sembuh Mardiah (40) warga RT 2/5 Cipayung mengatakan dirinya sembuh setelah menjalani pengobatan di Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa selama enam bulan.
"Tadinya saya sering batuk tak sembuh-sembuh setelah berobat di sini akhirnya saya sembuh," ujarnya.
Ali Mursalih, salah seorang pencetus berdirinya Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa yang terletak di lingkungan rumah penyair (Almarhum) WS Rendra ini, mengatakan berdirinya rumah tersebut karena banyaknya warga sekitar yang menderita batuk darah.
WS Rendra bersama dokter ahli paru dari Solo meneliti penyakit tersebut dan ternyata warga menderita penyakit TB. "Tadinya warga mengira penyakit yang disebabkan santet namun ternyata tidak," jelasnya.
Saat ini, kata dia, Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa ini setiap hari dikunjungi oleh sekitar 20 orang yang datang bukan saja dari Depok tetapi juga dari Bogor, Tangerang, Sukabumi dan juga Bekasi.
Dari 1.980 orang yang diduga menderita TB di Kota Depok, 656 orang di antaranya dinyatakan positif setelah diperiksa, kata Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kota Depok dr Anna Rozaliyani ketika mengunjungi Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa bersama Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail di Cipayung Kota Depok, Selasa.
Ia mengatakan peran aktif dan kerja keras dari semua pihak dapat membantu untuk menjalankan program-program melawan penyakit yang menyerang paru-paru ini.
Untuk itu ia mengajak semua elemen, baik Pemerintah maupun swasta untuk bersama-sama mulai aktif menggerakkan program-program kerja PPTI menanggulangi penyakit flek paru-paru tersebut.
"PPTI adalah mitra Pemerintah sebagai penyedia pelayanan pemberantasan TB," jelasnya.
Sementara itu Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan pihaknya berusaha menekan jumlah penderita TB di Kota Depok dengan mengajak masyarakat melakukan pola hidup bersih dan melakukan pengobatan ketika menderita penyakit tersebut.
"Kami memberikan layanan pengobatan gratis kepada warga yang menderita TB," katanya.
Mantan presiden Partai Keadilan tersebut mengatakan pihaknya juga melakukan mobilisasi tiga hal yang utama yaitu menyediakan tenaga medis, pengobatan di puskesmas dan juga menyiapkan penyuluh dan pendamping untuk menjelaskan penyakit TB tersebut.
Menurut dia Indonesia merupakan negara terbesar keempat dunia terbanyak penderita TB setelah India, China, dan Afrika Selatan. untuk itu, kata dia, perlu melakukan penanganan penanggulangan penyakit TB secara serius.
Penyakit TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberkulosa. Bakteri ini menyerang siapa saja pria maupun wanita tanpa memandang usia. Dan biasanya penyakit TBC sering menyerang pada usia rata-rata 15-35 tahun, boleh dibilang usia masih produktif.
Salah seorang penderita TB yang sudah sembuh Mardiah (40) warga RT 2/5 Cipayung mengatakan dirinya sembuh setelah menjalani pengobatan di Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa selama enam bulan.
"Tadinya saya sering batuk tak sembuh-sembuh setelah berobat di sini akhirnya saya sembuh," ujarnya.
Ali Mursalih, salah seorang pencetus berdirinya Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa yang terletak di lingkungan rumah penyair (Almarhum) WS Rendra ini, mengatakan berdirinya rumah tersebut karena banyaknya warga sekitar yang menderita batuk darah.
WS Rendra bersama dokter ahli paru dari Solo meneliti penyakit tersebut dan ternyata warga menderita penyakit TB. "Tadinya warga mengira penyakit yang disebabkan santet namun ternyata tidak," jelasnya.
Saat ini, kata dia, Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa ini setiap hari dikunjungi oleh sekitar 20 orang yang datang bukan saja dari Depok tetapi juga dari Bogor, Tangerang, Sukabumi dan juga Bekasi.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: