“Kita adalah orang-orang yang unik dan berperan dalam masyarakat, kita harus bangga dan percaya diri memiliki profesi sebagai pustakawan, karena seorang pustakawan hebat itu bisa membawa pengaruh besar dalam kemajuan peradaban dunia,” kata Luthfiati pada Sarasehan Kepustakawanan dalam rangka Hari Pustakawan Nasional. yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, sudah banyak bukti di negara maju, di mana masyarakatnya mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, salah satunya karena ada peran pustakawan yang mengelola perpustakaan dengan baik.
Baca juga: Kepala Perpusnas ajak pustakawan pimpin Indonesia jadi negara produsen
“Sebagai pustakawan kita harus mempunyai determinasi diri tinggi, yakni mengenal diri dengan baik, tahu apa yang harus dilakukan, siap memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri, dan saat dihadapkan kepada masalah, kita tahu bagaimana menyelesaikannya, dan apabila melakukan kesalahan, kita siap memperbaikinya,” kata dia.
Menurut dia, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh pustakawan di era digital dan kecerdasan buatan, pertama yakni perubahan peran, dari pengelola koleksi menjadi fasilitator pembelajaran dan pengelola pengetahuan, kedua yakni perubahan koleksi, di mana perpustakaan tradisional bergeser dari koleksi fisik menjadi koleksi digital.
Baca juga: Perpusnas: Sertifikasi pustakawan penting untuk jaga profesionalitas
"Dalam rangka meningkatkan literasi digital, pustakawan perlu terlibat aktif mengajarkan keterampilan pencarian informasi, evaluasi, dan penggunaan sumber daya digital secara tepat," kata dia.
Luthfiati menyebutkan saat ini jumlah perpustakaan di Indonesia sebanyak 164.410 unit, dengan jumlah pustakawan sebanyak 15.766 orang. Dari jumlah tersebut, ada 3.217 pustakawan yang telah mengikuti sertifikasi profesi, dan 2.187 di antaranya dinyatakan kompeten.
Baca juga: Pustakawan harus menguasai berbagai ilmu pengetahuan