Hal tersebut akan memudahkan pelaku UMKM Papua Barat berkecimpung pada ekosistem ekonomi keuangan digital khususnya e-commerce.
"Sudah bagus karena sudah pakai QRIS dalam setiap transaksi," kata Elsyah.
Ia menilai pembinaan terhadap pelaku UMKM yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat berdampak signifikan.
Pelaku UMKM mulai memahami dan beradaptasi dengan sistem keuangan digital yang selama ini digelorakan Bank Indonesia selaku bank sentral.
"Perkembangan sangat pesat. UMKM sudah familiar dengan QRIS," ujar dia.
Menurut Elsyah, pelaksanaan kurasi UMKM potensial hingga pelatihan onboarding secara intensif bagi pelaku UMKM akan meningkatkan daya saing produk yang akan dipromosikan melalui pasar digital.
Ke depan, arah pengembangan produk UMKM harus lebih beragam dan berkualitas dari sisi kemasan maupun fungsi guna menjawab selera konsumen.
Contohnya, perajutan tas tradisional noken yang menggunakan bahan alami harus disesuaikan dengan selera pasar yang akan dituju.
"Banyak sekali produk yang bagus, ada kopi asli Papua, keripik sukun, tas noken, dan lainnya," ujar dia.
Bank Indonesia, kata dia, terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah agar kerangka kerja pengembangan produk UMKM di Papua Barat semakin berdaya saing.
Dengan demikian, UMKM mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Papua Barat pada masa mendatang.
"Bank Indonesia melalui kantor perwakilan terus memberikan dukungan," ucap Elsyah.
"Tujuannya supaya UMKM memiliki daya saing dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas," ujar Waterpauw.
Program pelatihan, kata dia, dilaksanakan sejak Maret hingga Mei 2023, sehingga UMKM tersebut berhasil membuka toko di marketplace pada 4 Mei 2023.
Baca juga: MenKopUKM ingin pengembangan KUMKM adaptif dan berkelanjutan
Baca juga: Lukisan kulit kayu dari Jayapura menembus pasar internasional