Ketinggian banjir di Angsana Pandeglang semeter
9 Januari 2013 19:39 WIB
Puluhan warga Kampung Patia, Pagelaran, Pandeglang menarik mobil yang mogok akibat terendam banjir di Jalan Patia-Labuan, Rabu (9/1). Ratusan rumah dan ratusan hektar sawah terendam banjir akibat hujan selama dua hari terakhir sehingga Sungai Cilemer di dekat lokasi meluap. (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)
Pandeglang (ANTARA News) - Ketinggian banjir di wilayah Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang, Banten, saat ini mencapai satu meter sehingga banyak warga terpaksa dievakuasi.
"Ratusan warga terpaksa kita evakuasi karena air terus naik, dan belum ada tanda-tanda akan surut," kata Camat Angsana Wawan ketika dikonfirmasi di Angsana, Rabu.
Ia menjelaskan, banjir kali ini menggenangi hampir seluruh permukinan di daerah tersebut, sehingga aktivitas masyarakat setempat terhenti total.
"Tidak ada masyarakat yang beraktivitas, semuanya terfokus pada penyelamatan diri serta harta benda agar tidak terbawa arus banjir," katanya.
Banjir, kata dia, juga merendam ratusan hektare sawah miliki petani setempat, dan dipastikan seluruh tanaman padi rusak.
"Untuk nilai kerugian kita belum dapat memperkirakan, namun dari padi yang rusak saja cukup besar," katanya.
Selain itu, kata dia, satu unit sekolah yakni MTs Negeri Munjul, yang berlokasi di Desa Cikeyas, Kecamatan Angsana, terendam banjir hingga satu meter sehingga terpaksa diliburkan.
Wawan juga mengaku, terus meminta warganya agar meningkatkan kewaspadaan karena hujan masih terus mengguyur wilayah itu, sehingga masih ada kemungkinan air akan naik.
Sembilan kecamatan di wilayah selatan, yang terendam banjir, yakni Labuan, Panimbang, Sobang, Pagelaran, Patia, Angsana, Munjul, Sukaresmi dan Sidangresmi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Pandeglang Anwar Fauzan menyatakan, telah menyalurkan 17 ton beras untuk membantu korban banjir di sembilan kecamatan itu.
"Hari ini kita menyalurkan 17 ton beras, dan akan ditambah jika terjadi kekurangan dan ada permintaan dari para camat," katanya.
(S031/S023)
"Ratusan warga terpaksa kita evakuasi karena air terus naik, dan belum ada tanda-tanda akan surut," kata Camat Angsana Wawan ketika dikonfirmasi di Angsana, Rabu.
Ia menjelaskan, banjir kali ini menggenangi hampir seluruh permukinan di daerah tersebut, sehingga aktivitas masyarakat setempat terhenti total.
"Tidak ada masyarakat yang beraktivitas, semuanya terfokus pada penyelamatan diri serta harta benda agar tidak terbawa arus banjir," katanya.
Banjir, kata dia, juga merendam ratusan hektare sawah miliki petani setempat, dan dipastikan seluruh tanaman padi rusak.
"Untuk nilai kerugian kita belum dapat memperkirakan, namun dari padi yang rusak saja cukup besar," katanya.
Selain itu, kata dia, satu unit sekolah yakni MTs Negeri Munjul, yang berlokasi di Desa Cikeyas, Kecamatan Angsana, terendam banjir hingga satu meter sehingga terpaksa diliburkan.
Wawan juga mengaku, terus meminta warganya agar meningkatkan kewaspadaan karena hujan masih terus mengguyur wilayah itu, sehingga masih ada kemungkinan air akan naik.
Sembilan kecamatan di wilayah selatan, yang terendam banjir, yakni Labuan, Panimbang, Sobang, Pagelaran, Patia, Angsana, Munjul, Sukaresmi dan Sidangresmi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Pandeglang Anwar Fauzan menyatakan, telah menyalurkan 17 ton beras untuk membantu korban banjir di sembilan kecamatan itu.
"Hari ini kita menyalurkan 17 ton beras, dan akan ditambah jika terjadi kekurangan dan ada permintaan dari para camat," katanya.
(S031/S023)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: