Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Sigi, Sulawesi Tengah, Mohamad Irwan meminta pemerintah desa memperhatikan dan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan anak, sebagai upaya pencegahan terhadap stunting atau kekerdilan.

"Pemerintah desa agar bersinergi dengan puskesmas serta pemerintah kecamatan agar terus mendata warga yang rentan stunting, ibu hamil, dan batita dan balita, untuk diintervensi melalui program pemenuhan gizi yang layak," kata Mohamad Irwan, di Sigi, Kamis.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak, di mana tinggi badan anak tidak berbanding lurus dengan usianya. Selain berdampak pada fisik, stunting juga berdampak pada intelektual.

Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tahun 2022 kasus stunting di Kabupaten Sigi mengalami penurunan 3,9 persen atau menjadi 36,8 persen dari sebelumnya 40,7 persen pada tahun 2021 lalu.

Irwan mengatakan penurunan kasus stunting di Kabupaten Sigi, menjadi satu semangat bersama untuk terus menggencarkan penanggulangan dan penanganan stunting yang beririsan dengan kemiskinan.

Oleh karena itu, kata dia, penanganan yang dilakukan secara terpadu melibatkan multi pihak antara lain pemerintah desa, kecamatan, dan puskesmas, melibatkan tokoh masyarakat desa dan pihak swasta sangat penting dalam mengoptimalkan intervensi percepatan penurunan stunting.

Baca juga: Sigi dapat penghargaan terbaik II penanganan stunting

"Kerja sama yang baik dan terpadu akan lebih memaksimalkan pemenuhan gizi masyarakat rentan stunting seperti ibu hamil dan anak," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi telah menggelar rapat koordinasi penanganan stunting melibatkan seluruh pemerintah kecamatan dan desa serta puskesmas. Dalam rapat koordinasi itu, pemerintah desa juga diminta agar mendata ibu hamil dan batita/balita serta warga lainnya yang rentan stunting.

"Data ini penting, sehingga menjadi basis dari intervensi agar penanganan dan program yang dilakukan tepat sasaran," ungkapnya.

Pemkan Sigi telah menetapkan sebanyak 25 desa sebagai lokasi fokus penanganan kasus kekerdilan (stunting), untuk optimalisasi penanganan kasus tersebut di daerah setempat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, 25 desa yang ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting terdapat di sembilan kecamatan meliputi Kecamatan Sigi Biromaru, Nokilalaki, Palolo, Dolo Selatan, Marawola Barat, Kulawi, Gumbasa, Dolo Selatan dan Dolo.

Baca juga: Pemkab Sigi-BKKBN Sulteng sinergi percepat penurunan stunting
Bupati Sigi Mohamad Irwan menyampaikan sambutan dalam rapat koordinasi penanganan dan pencegahan stunting tingkat Kabupaten Sigi. (ANTARA/HO-Prokopim Setda Pemkab Sigi)