Tjufoo gencarkan kemitraan strategis dengan "brand" lokal
6 April 2023 21:56 WIB
(kiri-kanan) CEO Dapur Cokelat Silvano Christian, Founder Muscle First Sally Varsly, Co-Founder & CEO Tjufoo TJ Tham, dan Partner of Acquisitions of Tjufoo Aryo Ariotedjo dalam acara diskusi dan buka puasa bersama media di Jakarta, Kamis (6/4/2023) (ANTARA/Suci Nurhaliza)
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan brand aggregator, Tjufoo, terus menggencarkan kemitraan strategis dengan brand lokal favorit anak muda seperti aksesoris ponsel ACMIC, camilan sehat Granova, wajan antigores Cypruz, skincare vegan Dew It, suplemen fitness Muscle First, hingga toko pastry Dapur Cokelat.
Co-Founder & CEO Tjufoo TJ Tham dalam diskusi pada Kamis mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan sebab pihaknya melihat brand-brand lokal kerap mengalami kendala dalam mengembangkan bisnis.
"Ada tiga kendala yang mereka hadapi. Pertama, brand seringkali kesulitan di biaya operasional karena tidak fokus pada sustainability. Kedua, sulit mendapatkan anggota tim yang lebih profesional. Ketiga, mereka pintar bisnis tapi ke depan akan pakai banyak data, sehingga kita ingin supaya brand owner bisa akses data," kata TJ Tham.
Untuk itu, menurut dia, Tjufoo dapat menjadi rumah bagi para brand dengan membangun ekosistem, mulai dari tim yang berpengalaman dengan hyper-local market, corporate governance, dukungan operasional bisnis, serta keahlian dalam mengolah data dan menggunakannya sebagai bagian dari strategi.
TJ Tham pun memaparkan bahwa sejak bergabung dengan Tjufoo, para brand mendapatkan banyak manfaat untuk pertumbuhan bisnis mereka. ACMIC misalnya, kini telah memiliki 500 titik penjualan offline dari sebelumnya hanya mengandalkan penjualan online.
Kemudian, Granova kini telah memiliki 400 titik penjualan offline di berbagai mitra dan toko serba ada, serta meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar.
Cypruz yang sebelumnya mengandalkan distribusi penjualan offline kini telah berhasil meningkatkan penjualan online hingga tujuh kali lipat dan meningkatkan kapasitas produksi untuk distribusi ke penjuru Indonesia.
Sedangkan Dew It mengembangkan inventaris hingga berhasil meningkatkan penjualan hingga tiga kali lipat dalam enam bulan.
Melihat kepiawaian Tjufoo dan ekosistemnya yang kuat, brand legendaris Dapur Cokelat pun mantap untuk turut bergabung. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk bisa terus beradaptasi terhadap perubahan preferensi konsumen yang semakin digital-savvy.
"Mengapa kami memilih bergabung dengan ekosistem Tjufoo, karena kami melihat beberapa manfaat yang ditawarkan dan support yang diberikan, seperti expertise dan skill yang dibutuhkan brand untuk dapat tetap mengikuti tren terkini,” kata CEO Dapur Cokelat Silvano Christian.
Upaya Tjufoo untuk terus memberdayakan brand lokal dan merangkul anak muda dalam berwirausaha itu pun diapresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo.
"Kami mengapresiasi peran Tjufoo dalam merangkul semakin banyak anak muda yang berkiprah dan memperkuat fundamental bisnis brand-brand lokal bisnis di sektor kewirausahaan," kata Dito.
"Saya yakin, dengan kolaborasi, sinergi dan komitmen bersama antar pemangku kepentingan di lingkup pemuda, kami optimis dapat meningkatkan indeks pembangunan pemuda nasional di tahun 2024,” pungkasnya.
Baca juga: Wallts tawarkan dompet lewat "vending machine" di Stasiun MRT
Baca juga: Jawara "Indonesia Best Brand 2022" diumumkan, digitalisasi jadi kunci
Baca juga: Mal The Park Semarang tetap memberikan ruang bagi "brand" lokal
Co-Founder & CEO Tjufoo TJ Tham dalam diskusi pada Kamis mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan sebab pihaknya melihat brand-brand lokal kerap mengalami kendala dalam mengembangkan bisnis.
"Ada tiga kendala yang mereka hadapi. Pertama, brand seringkali kesulitan di biaya operasional karena tidak fokus pada sustainability. Kedua, sulit mendapatkan anggota tim yang lebih profesional. Ketiga, mereka pintar bisnis tapi ke depan akan pakai banyak data, sehingga kita ingin supaya brand owner bisa akses data," kata TJ Tham.
Untuk itu, menurut dia, Tjufoo dapat menjadi rumah bagi para brand dengan membangun ekosistem, mulai dari tim yang berpengalaman dengan hyper-local market, corporate governance, dukungan operasional bisnis, serta keahlian dalam mengolah data dan menggunakannya sebagai bagian dari strategi.
TJ Tham pun memaparkan bahwa sejak bergabung dengan Tjufoo, para brand mendapatkan banyak manfaat untuk pertumbuhan bisnis mereka. ACMIC misalnya, kini telah memiliki 500 titik penjualan offline dari sebelumnya hanya mengandalkan penjualan online.
Kemudian, Granova kini telah memiliki 400 titik penjualan offline di berbagai mitra dan toko serba ada, serta meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar.
Cypruz yang sebelumnya mengandalkan distribusi penjualan offline kini telah berhasil meningkatkan penjualan online hingga tujuh kali lipat dan meningkatkan kapasitas produksi untuk distribusi ke penjuru Indonesia.
Sedangkan Dew It mengembangkan inventaris hingga berhasil meningkatkan penjualan hingga tiga kali lipat dalam enam bulan.
Melihat kepiawaian Tjufoo dan ekosistemnya yang kuat, brand legendaris Dapur Cokelat pun mantap untuk turut bergabung. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk bisa terus beradaptasi terhadap perubahan preferensi konsumen yang semakin digital-savvy.
"Mengapa kami memilih bergabung dengan ekosistem Tjufoo, karena kami melihat beberapa manfaat yang ditawarkan dan support yang diberikan, seperti expertise dan skill yang dibutuhkan brand untuk dapat tetap mengikuti tren terkini,” kata CEO Dapur Cokelat Silvano Christian.
Upaya Tjufoo untuk terus memberdayakan brand lokal dan merangkul anak muda dalam berwirausaha itu pun diapresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo.
"Kami mengapresiasi peran Tjufoo dalam merangkul semakin banyak anak muda yang berkiprah dan memperkuat fundamental bisnis brand-brand lokal bisnis di sektor kewirausahaan," kata Dito.
"Saya yakin, dengan kolaborasi, sinergi dan komitmen bersama antar pemangku kepentingan di lingkup pemuda, kami optimis dapat meningkatkan indeks pembangunan pemuda nasional di tahun 2024,” pungkasnya.
Baca juga: Wallts tawarkan dompet lewat "vending machine" di Stasiun MRT
Baca juga: Jawara "Indonesia Best Brand 2022" diumumkan, digitalisasi jadi kunci
Baca juga: Mal The Park Semarang tetap memberikan ruang bagi "brand" lokal
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023
Tags: