BPK ajak generasi muda berani teladani tokoh nasional asal Sumbar
21 Maret 2023 13:07 WIB
Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Hendra Susanto memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Selasa (21/3/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar/aa.
Padang (ANTARA) - Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Hendra Susanto mengajak generasi muda di Tanah Air untuk berani meneladani sikap dari tokoh dan pahlawan nasional asal Sumatera Barat dalam mengembangkan kapasitas diri.
"Kita baru sebagian kecil mencontoh apa yang dilakukan Bung Hatta, Buya Hamka, Tan Malaka dan lainnya," kata anggota VII BPK RI Hendra Susanto di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Hendra Susanto saat memberikan kuliah umum bagi civitas academica Unand dengan tema "Tacit Knowledge Developing Leadership and Capabilities to Achieve Your Ultimate Goals".
Pada kesempatan itu, ia mengaku kagum banyaknya tokoh dan pahlawan nasional yang lahir dari Provinsi Sumatera Barat termasuk ikut serta membangun Indonesia.
Baca juga: UM Sumbar-Pemkab Sijunjung usulkan Syafii Maarif pahlawan nasional
"Padang ini ternyata banyak melahirkan pahlawan nasional," kata dia.
Tidak sampai di situ, Hendra juga mengaku kagum dengan sebuah hotel yang didirikan anggota DPR RI Fadli Zon. Alasannya, hotel tersebut menampilkan sejarah beberapa tokoh dan pahlawan nasional. Misalnya Sutan Sjahrir, Buya Hamka, Tan Malaka dan nama-nama lainnya.
Di hadapan para mahasiswa, anggota VII BPK RI tersebut berkelakar apabila pada masa sebelum detik-detik Indonesia diproklamasikan, bisa saja Presiden RI pertama berasal dari Sumatera Barat (Ranah Minang).Baca juga: Museum Buya Syafii Maarif diresmikan di Sijunjung Sumbar
Sebab pada saat itu, sambung dia, Tan Malaka diminta untuk membacakan teks Proklamasi. Namun, di waktu bersamaan pula Tan Malaka bersembunyi karena sedang dicari dan akan ditangkap.
"Tan Malaka itu harusnya menjadi Presiden, karena dia yang dicari-cari untuk membaca proklamasi. Namun, dia bersembunyi karena dicari dan akan ditangkap," ujarnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyinggung perjalanan hebat dari seorang Buya Hamka yang pada usia tergolong muda sudah berani merantau ke Makkah. Pada saat itu, Hamka bermimpi untuk mengembangkan pendidikan di Tanah Air ketika kembali dari perantauan.
Ia mengatakan sisi sejarah perjalanan bangsa Indonesia tersebut sengaja ia sampaikan agar setiap anak bangsa berani bermimpi dan berusaha keras untuk mewujudkannya.
Baca juga: Mengunjungi rumah kelahiran pahlawan Mohammad Natsir di Alahan Panjang
Baca juga: Kisah Perjuangan dari sudut Rumah Gadang Chatib Sulaiman
"Kita baru sebagian kecil mencontoh apa yang dilakukan Bung Hatta, Buya Hamka, Tan Malaka dan lainnya," kata anggota VII BPK RI Hendra Susanto di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Hendra Susanto saat memberikan kuliah umum bagi civitas academica Unand dengan tema "Tacit Knowledge Developing Leadership and Capabilities to Achieve Your Ultimate Goals".
Pada kesempatan itu, ia mengaku kagum banyaknya tokoh dan pahlawan nasional yang lahir dari Provinsi Sumatera Barat termasuk ikut serta membangun Indonesia.
Baca juga: UM Sumbar-Pemkab Sijunjung usulkan Syafii Maarif pahlawan nasional
"Padang ini ternyata banyak melahirkan pahlawan nasional," kata dia.
Tidak sampai di situ, Hendra juga mengaku kagum dengan sebuah hotel yang didirikan anggota DPR RI Fadli Zon. Alasannya, hotel tersebut menampilkan sejarah beberapa tokoh dan pahlawan nasional. Misalnya Sutan Sjahrir, Buya Hamka, Tan Malaka dan nama-nama lainnya.
Di hadapan para mahasiswa, anggota VII BPK RI tersebut berkelakar apabila pada masa sebelum detik-detik Indonesia diproklamasikan, bisa saja Presiden RI pertama berasal dari Sumatera Barat (Ranah Minang).Baca juga: Museum Buya Syafii Maarif diresmikan di Sijunjung Sumbar
Sebab pada saat itu, sambung dia, Tan Malaka diminta untuk membacakan teks Proklamasi. Namun, di waktu bersamaan pula Tan Malaka bersembunyi karena sedang dicari dan akan ditangkap.
"Tan Malaka itu harusnya menjadi Presiden, karena dia yang dicari-cari untuk membaca proklamasi. Namun, dia bersembunyi karena dicari dan akan ditangkap," ujarnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyinggung perjalanan hebat dari seorang Buya Hamka yang pada usia tergolong muda sudah berani merantau ke Makkah. Pada saat itu, Hamka bermimpi untuk mengembangkan pendidikan di Tanah Air ketika kembali dari perantauan.
Ia mengatakan sisi sejarah perjalanan bangsa Indonesia tersebut sengaja ia sampaikan agar setiap anak bangsa berani bermimpi dan berusaha keras untuk mewujudkannya.
Baca juga: Mengunjungi rumah kelahiran pahlawan Mohammad Natsir di Alahan Panjang
Baca juga: Kisah Perjuangan dari sudut Rumah Gadang Chatib Sulaiman
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: