BI: Likuiditas perbankan memadai dorong peningkatan kredit
16 Februari 2023 17:19 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis (16/2/2023). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan likuiditas perbankan memadai untuk mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan dan pemulihan ekonomi.
"Likuiditas perbankan dan perekonomian memadai untuk mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan dan pemulihan ekonomi," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Likuiditas perbankan pada Januari 2023 terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,03 persen secara tahunan (year on year/yoy). Ketahanan perbankan yang kuat juga tercermin pada hasil stress test Bank Indonesia.
Pada Januari 2023, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi mencapai 29,13 persen. Perkembangan tersebut sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh Bank Indonesia guna mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha.
Perry menuturkan likuiditas perekonomian juga tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang masing-masing tumbuh sebesar 8,5 persen (yoy) dan 8,2 persen (yoy) pada Januari 2023.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga.
Selain itu, Perry mengatakan ketahanan sistem keuangan khususnya perbankan terjaga. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 25,63 persen pada Desember 2022.
Risiko kredit juga terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah 2,44 persen (bruto) dan 0,71 persen (neto) pada Desember 2022.
Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.
Baca juga: BI: Likuiditas perbankan tetap terjaga pada Desember 2022
Baca juga: BI catat penyesuaian GWM serap likuiditas perbankan Rp269,3 triliun
"Likuiditas perbankan dan perekonomian memadai untuk mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan dan pemulihan ekonomi," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Likuiditas perbankan pada Januari 2023 terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,03 persen secara tahunan (year on year/yoy). Ketahanan perbankan yang kuat juga tercermin pada hasil stress test Bank Indonesia.
Pada Januari 2023, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi mencapai 29,13 persen. Perkembangan tersebut sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh Bank Indonesia guna mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha.
Perry menuturkan likuiditas perekonomian juga tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang masing-masing tumbuh sebesar 8,5 persen (yoy) dan 8,2 persen (yoy) pada Januari 2023.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga.
Selain itu, Perry mengatakan ketahanan sistem keuangan khususnya perbankan terjaga. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 25,63 persen pada Desember 2022.
Risiko kredit juga terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah 2,44 persen (bruto) dan 0,71 persen (neto) pada Desember 2022.
Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.
Baca juga: BI: Likuiditas perbankan tetap terjaga pada Desember 2022
Baca juga: BI catat penyesuaian GWM serap likuiditas perbankan Rp269,3 triliun
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: