Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengatakan ketahanan likuiditas perbankan tetap terjaga pada Desember 2022 untuk mendorong peningkatan kredit/pembiayaan.

"Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BI catat penyesuaian GWM serap likuiditas perbankan Rp269,3 triliun

Perry menuturkan likuiditas perbankan pada Desember 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,01 persen (year-on-year/yoy).

Pada Desember 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi, mencapai 31,20 persen dan meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42 persen sehingga menunjang ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha.

Likuiditas perekonomian juga tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 9,5 persen (yoy) dan 8,3 persen (yoy).

"Likuiditas perbankan dan perekonomian memadai untuk mendorong peningkatan kredit/pembiayaan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut," tuturnya.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga.

Selain itu, permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) November 2022 tetap tinggi sebesar 25,45 persen.

Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko kredit tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) pada November 2022 yang tercatat 2,65 persen (bruto) dan 0,75 persen (neto).

Hasil simulasi Bank Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.

Baca juga: BI: Penyesuaian bertahap GWM rupiah serap likuiditas Rp219 triliun

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023